Jurnalpantura.id, Kudus – Kabupaten Kudus saat ini tengah menghadapi masalah serius terkait pengelolaan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo telah ditutup paksa oleh warga setempat sejak 16 Januari 2025 lalu.
Penutupan ini menyebabkan sampah menumpuk di berbagai titik karena tidak kunjung diangkut lebih dari seminggu lamanya. Baik di jalanan, pasar, hingga area pemukiman. Tumpukan sampah yang dibiarkan menggunung tentu menjadi ancaman bagi kesehatan.
Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto, mengungkapkan bahwa penumpukan sampah yang terus dibiarkan dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Selain menimbulkan bau tidak sedap, air lindi yang merembes menjadi sumber penyakit.
“Tumpukan sampah bisa menjadi sumber penyakit serius. Baunya yang tidak sedap dapat menyebabkan gangguan pernapasan, dan air lindi yang meresap ke tanah bisa menyebarkan penyakit lainnya,” kata Nuryanto.
Ia menambahkan, sampah yang dibiarkan menumpuk dapat berpotensi menyebabkan berbagai penyakit, seperti sesak napas, serta diare dan tipes yang dapat menyebar melalui lalat-lalat yang berkembang biak di sekitar sampah.
Keberadaan sampah yang menumpuk ini juga memperparah kondisi kesehatan masyarakat, terutama di musim hujan. Sampah akan menimbulkan bau busuk, serta berisiko mencemari sungai dan resapan air tanah.
“Pencemaran air tanah bisa terjadi akibat sampah yang tidak segera diangkut. Bahkan, masyarakat bisa saja membuang sampah ke sungai, yang dapat mengotori aliran air dan menimbulkan bau tak sedap,” tambahnya.
Untuk diketahui, sampah-sampah yang menumpuk telah tercipta di sejumlah titik di Kudus. Seperti di tempat sampah Jalan Bhakti, Desa Rendeng, yang sudah penuh hingga menyebabkan sampah harus dibungkus dengan plastik kresek.
Begitu juga di area TPS Rendeng yang dekat dengan asrama Polres Kudus, sampah meluber hingga ke bahu jalan dan menutupi sebagian besar area sekitar.
Tak hanya itu, kondisi serupa juga terjadi di dekat GOR Djarum Kaliputu, di mana tumpukan sampah sudah memenuhi lahan kosong pinggir jalan raya.
Keadaan ini semakin parah karena sampah tersebut tidak bisa diangkut ke TPA Tanjungrejo, yang kini ditutup sementara oleh warga setempat. Warga melakukan penutupan karena geram dengan pengelolaan sampah di TPA yang dinilai tidak kunjung membaik. (J05/A01)