Jurnalpantura.id, Kudus – Kisruh antara pedagang ayam yang menempati los dengan Pedagang Kali Lima (PKL) ayam di Pasar Baru Kudus akhirnya menemui titik terang.
Pada pertemuan yang digelar di Pasar Baru pada Senin, 8/3/2025, Dinas Perdagangan (Disdag) Kudus menyetujui permintaan pedagang ayam yang menempati los untuk membatasi jam operasional PKL ayam.
Sebanyak 26 pedagang ayam yang menempati los Pasar Baru sepakat untuk meminta agar PKL ayam dibatasi berdagang hanya sampai pukul 08.00 WIB.
Permintaan ini kemudian disetujui oleh Disdag Kudus dan akan segera diterapkan dalam waktu dekat.
Kepala Bidang (Kabid) Pasar Disdag Kudus, Albertus Harys Yunanto, menjelaskan bahwa pembatasan waktu operasional bagi PKL ayam ini akan mulai diberlakukan pada Kamis, 13/3/2025.
Namun, sebelum aturan ini diterapkan, Disdag Kudus akan melakukan sosialisasi kepada para PKL ayam selama tiga hari.
“Untuk tiga hari ini, kami akan lakukan sosialisasi dulu kepada para PKL ayam, baru aturan ini mulai berlaku,” ungkap Harys.
Harys menambahkan bahwa para PKL ayam hanya diperbolehkan berdagang hingga pukul 08.00 WIB.
Jika ada PKL yang datang setelah jam tersebut, pintu masuk Pasar Baru akan ditutup, dan petugas pasar akan berjaga untuk memastikan aturan tersebut dipatuhi dengan baik.
Menurut Harys, aturan ini dibuat dengan tujuan menjaga kenyamanan semua pihak, mengingat banyak pedagang ayam di los Pasar Baru yang mengambil barang dagangan dari PKL.
Dengan pembatasan waktu berdagang PKL ayam, diharapkan pedagang di los pasar juga dapat berjualan dengan lebih tenang dan teratur.
Selain itu, Harys menceritakan bahwa PKL ayam yang berjualan di dalam Pasar Baru semula berdagang di luar pasar. Seiring waktu, mereka dipindahkan ke dalam pasar dan sempat menempati area bahu jalan sebelah selatan pasar.
Namun, seiring permintaan dari pedagang yang menempati los, para PKL ayam akhirnya dipindahkan ke bahu jalan sisi utara, dan kini mereka berada di bagian belakang los pedagang ayam.
Jumlah PKL ayam di Pasar Baru Kudus tidak terdata secara pasti. Setiap harinya, diperkirakan ada lebih dari 20 PKL ayam yang berdagang secara bergantian.
Banyak dari mereka yang berasal dari luar kota seperti Pati, Grobogan, Solo, dan Boyolali, dengan kedatangan yang tidak teratur, mulai dari pagi hingga sekitar pukul 9 pagi.