Sukrismiyarti Ibu Rumah Tangga Sukses Jadi Juragan Tas

- Jurnalis

Jumat, 15 Desember 2017 - 06:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jurnalpantura.Com, Grobogan – Cita-cita harus setinggi langit dan tetap berusaha apapun profesi anda…mungkin ungkapan ini sangat tepat bagi anda yang ingin sukses walaupun anda saat ini masih bekerja sebagai seorang karyawan atau seorang ibu rumah tangga. Kesuksesan akan tetap anda dapatkan karena sukses adalah hak setiap orang.

Adalah Sukrismiyarti memiliki kesibukan sebagaimana layaknya seorang ibu muda pada umumnya. Yakni mengurus rumah tangga dan merawat ketlima anaknya yang masih belia. Luar biasanya, di tengah kesibukan seorang ibu rumah tangga yang sangat padat, Atik demikian nama panggilannya, seorang Ibu rumah tangga yang masih kelihatan awet  muda dan seperti anak kuliahan ini, tekun dan gigih melakukan kegiatan usaha yang tak kenal lelah.

Diusianya yang  38 tahun perempuan asli asal Grobogan jawa tengah ini mampu menemukan waktu untuk menjalankan bisnisnya di dunia aksesories tas cewek, dan bisnis tas yang digelutinya ini cukup pesat dan  hingga kini mampu menghasilkan omset puluhan juta rupiah setiap bulannya. Bagaimana bisa?
Atik mengaku memiliki jadwal yang paten untuk menjalankan bisnisnya. Pada pagi hari, Atik mengurus rumah, suami dan anaknya. Ketika anaknya sdh berangkat sekolah, dia mulai mengurus usahaa tas dan toko nya. Siang hari, Atik kembali menjalankan akitvitas ibu rumah tangga seperti menjemput anaknya, memasak, mencuci, dan lain-lain. Ketika sudah selesai, dia kembali mengurus bisnisnya.

Malam hari adalah waktu Atik untuk lebih aktif dalam melakukan istirahat wirid, tadabur dan sholat tahajud guna mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
“Jangan pernah menelantarkan keluarga. Boleh saja kita berbisnis, akan tetapi keluarga tetap nomor wahid,” kata Atik sambil tersenyum. “Saya yakin bahwa ketika kita mampu mengatur prioritas utama kita (yakni keluarga, red.) maka hal-hal lain akan mengikuti.” Demikian prinsipnya, “bekerja tidak mesti harus di menjadi pegawai negeri atau karyawan, di dalam rumah pun bisa kita ciptakan sebagai kantor untuk menjalankan bisnis” demikian ungkap Atik dengan Redaksi Jurnal Pantura saat berbincang-bincang di dalam ruang khusus miliknya.

Awal kisah suksesnya
Atik adalah anak kedua dari 3 bersaudara lulusan dari sebuah SMK di Grobogan jawa Tengah, meski lulus dengan nilai yang bagus, setelah  lulus SMK  tahun 1998 bercita cita untuk meneruskan kuliah, namun cita cita tersebut kandas di tengah jalan karena tidak ada biaya untuk melanjutkan kuliah.
 Atik sempat bekerja di sebuah swalayan luwes di pusat kota Grobogan selama 6 bulan sampai dia menikah pada tahun 2002, setelah menikah Atik tidak melanjutkan bekerja di Swalayana karena tidak diijinkan oleh suaminya.

Atik adalah anak dari seorang dari petani di desa Geyer, yakni putri kedua dari Kasno, dan saat ini Atik menetap di Kwarungan kec Purwodadi Jawa Tengah  mengikuti suaminya yang seorang PNS di Pemda Grobogan.
Dalam hatinya, Atik memang tidak ada niat mencari pekerjaan di luar, karena dia ingin dirumah dan fokus memelihara anak-anaknya sendiri dan memiliki usaha secara mandiri.
Sering dia diarahkan oleh orang tuanya dulu,  untuk mencari/melamar pekerjaan agar berhasil seperti para tetangganya yang lain, namun hati kecilnya mengatakan “tidak” dia tetap cuek memilih berkarir menjadi Ibu Rumah Tangga saja. Namun begitu,  perempuan cantik yang telah memiliki 5 anak ini, selain berusaha juga rajin berdoa kepada Illahi Robbi, setiap berdoa selalu memohon diberi pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa meninggalkan anak dan keluarganya di rumah.

Baca Juga :  Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS

Akhirnya doanya dikabulkan, awal tahun 2010, saat sedang booming medsos Facebook, Atik melirik dan membidik usaha tas cewek yang lagi booming di gandrungi oleh kaum perempuaan, Atik melihat dan membaca peluang usaha itu, dia dapat ide memiliki usaha tas karena, setiap hari selalu dia lihat cewek dan ibu-ibu jalan-jalan selalu menenteng tas di pinggangnya. “wah ini peluang bagus, kalau jualan tas pasti laku keras” pikirnya.

Melalui cara yang unik dia memulai dan membuka usaha tas itu, unik karena Atik seebenarnya tidak memiliki kemampuan untuk menjahit. Dia belajar brsama temannya secara otodidak dan mandiri, namun dengan usaha yang gigih, akhirnya lama lama Atik mahir menjahit sendiri dan bisa membimbing para karyawannya untuk memproduksi tas tasnya yang cantik.

Akhirnya dia mengetahui bagaimana menjalankan usaha tas ini, Atik  bisa melakukan komunikasi dengan teman-temannya diberbagai daerah melalui Facebook, browsing sana browsing sini dan akhirnya banyak mendapatkan pengalaman-pengalaman baru di dunia bisnis produkdi tas dan cara  pemasaraannya.
 Berkat restu dan ijin dari  suaminya dan suaminya mendukung penuh usaha nya, lalu Atik mantap menggeluti bidang tas ini. Pertama kali melakukan pemasaran secara getok tular, selanjutnya lamaa kelamaan dia membuka toko untuk memajang produk produknya.

Atik menjual tas dengan bahan bahan kulit yang berkualitas, setelah berjalan beberapa bulan dan sudah banyak yang melakukan order, mulailah dia berfikir untuk menambah karyawan dalam membantu kegiataan usahanya, hingga sekarang ada 8 karyawan yang bekerja dengannya.

 Atik merasa bahagia karena dngan menggeluti usaha secara mandiri juga bisa membina dan  membuka lapangan pekerjaan bagi para karyawan, sehingga kemanfaatanya juga bisa di rasakan oleh orang lain. “ sebaik baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain” terangnya dengan tersenyum dia mendalil.

Mulailah Atik ibu rumah tangga dengan 5 anak ini, lebih fokus menggeluti bidang usaha tas dan aksesoris,dan telah memiliki penghasilan yang tidak kalah dengan gaji seorang pegawai kantoran. Dengan menjual tas tas cantik ini, rata-rata omzet  Atik antara 30 sampai 40 juta  sebulan.Luar biasa karena hanya di kelola secara mandiri.
Untuk menguatkn jaringan dan membangun kominitas wirausahawan, kini Atik berencana ingin menyatukan para wirausahawan di Grobokan dalam sebuah wadah Federasi Pekerja Mandiri /FPM, diharapkan dg adanya wadah tersebut wirausahawan di kab grobogan bisa saling berbagi info dan saling membantu. (mfiq/J02)

Berita Terkait

Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan Dominasi Penyaluran Kredit di Jateng
BPS Kudus: Inflasi Tahunan 1,53% di Tengah Deflasi Bulanan 0,19%
Polemik Regulasi Baru Penyaluran Elpiji Subsidi, Pengecer Sebut Belum Dapat Jatah Hari Ini
Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS
Simak Sebaran Lokasi Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg, Disdag Kudus: HET Rp 18 Ribu
Distribusi Elpiji 3 Kg Diperketat, Pelaku UMKM Wajib Miliki NIB
Pangkalan Elpiji 3 Kg Dilarang Jual ke Pengecer Mulai 1 Februari 2025
KPRI Bina Karya Kudus Catatkan Perputaran Uang Lesu di 2024
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 5 Februari 2025 - 19:53 WIB

Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan Dominasi Penyaluran Kredit di Jateng

Rabu, 5 Februari 2025 - 06:56 WIB

BPS Kudus: Inflasi Tahunan 1,53% di Tengah Deflasi Bulanan 0,19%

Selasa, 4 Februari 2025 - 14:07 WIB

Polemik Regulasi Baru Penyaluran Elpiji Subsidi, Pengecer Sebut Belum Dapat Jatah Hari Ini

Senin, 3 Februari 2025 - 19:08 WIB

Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS

Senin, 3 Februari 2025 - 15:19 WIB

Simak Sebaran Lokasi Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg, Disdag Kudus: HET Rp 18 Ribu

Berita Terbaru

Truk kontainer hijau yang mengalami rem blong (Foto:istimewa)

Laka lantas

Rem Blong, Truk Kontainer Seruduk Truk Kontainer

Sabtu, 15 Feb 2025 - 17:42 WIB