Jurnalpantura.id, Jepara – Desa sebagai Soko guru kemandirian bangsa, dalam rangka pengembangan ekosistem ekonomi di desa, Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (DINSOSPERMASDES) Kabupaten Jepara menggelar acara penguatan kapasitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesMa).
Acara Penguatan Kapasitas berlangsung mulai 20 hingga 22 Desember yang di hadiri oleh para perwakilan 185 BUMDes di Kabupaten Jepara.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DINSOSPERMASDES) Kabupaten Jepara, Edy Marwoto menyampaikan ucapan terima kasih yang telah hadir mengikuti kegiatan, harapannya dapat memperoleh wawasan baru yang berguna bagi keberlanjutan BUMDes dan BUMDesMa.
Lebih lanjut, Edy Marwoto menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah meningkatkan produktivitas bagi para pengelola BUMDes dan BUMDesMa, melalui diskusi dan pelatihan ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ucapnya.
“Kegiatan ini di harapkan dapat memperkuat kapasitas pengelolaan BUMDes dan BUMDesMa, sehingga mampu mendorong pengembangan ekonomi desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” tambahnya.
“Ingat, uang yang kita kelola ini adalah uang negara, dan secara administrasi harus di pertanggung jawabkan dengan baik agar tidak menimbulkan masalah hukum di kemudian hari,” tegas Edy Marwoto.
Di hubungi terpisah, Kepala Bappeda kabupaten Jepara, Hasanuddin Hermawan mengatakan, BUMDes dan BUMDesMa sebagai bentuk kebijakan pengembangan pembangunan kawasan pedesaan di kabupaten Jepara.
“Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Pedesaan (RPKP), ada beberapa kawasan, antara lain kawasan agrowisata Desa Bungu, Ngoro dan Pancur, kawasan pantai pesisir Desa Sekuro, Karanggondang dan Mlonggo,” ucapnya.
Selanjutnya adalah kawasan perdesaan agro industri kopi, yakni Desa Bucu dan Sumanding di Kembang, kawasan Dapurkuwat yang terdiri dari Desa Damarwulan, Tempur, Kunir, dan Watuaji, di Kecamatan Keling, serta Banjaran, Papasan, dan Srikandang Kecamatan Bangsri.
“Tak tanggung -tanggung pendapatan dari salah satu unit usaha ini sangat besar sehingga mampu menyetor deviden ke desa 10,5 % dari penyertaan modal yang di setor oleh desa, data Juni yang lalu,” terangnya.
Petinggi Kaliaman Masheru Hepnanto Rohman mengusulkan agar desa selalu di berikan prioritas dalam pengembangan BUMDes dan BUMDesMa dengan dukungan support maksimal.
“Kita juga kepingan ekonomi masyarakat desa kami lebih mandiri dan berkelanjutan,” harapnya. (J08/A01)