Jurnalpantura.id, Kudus – Momen Ramadan 1446 Hijriah, Kampung Budaya Piji Wetan bakal kembali menghadirkan Festival Takjil.
Agenda ini bakal menjadi keempat kalinya yang digelar Kampung Budaya Piji Wetan di pekan terakhir di bulan Ramadan, yakni Ahad 23/03/2025.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, beragam agenda bakal memeriahkan festival takjil di KBPW.
Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini menjelaskan bahwa festival takjil sudah menjadi agenda rutin di kampung budaya setiap Ramadan.
Festival ini menjadi ajang pengingat bagi teman-teman di KBPW dan warga untuk terus berbagi dan menebar kebaikan.
“Terlebih di bulan Ramadan, sebagai salah satu cara syiar Islam di dari kampung yang cukup unik,” katanya, Sabtu 22/03/2025.
Berbagai kegiatan dan lomba dihadirkan untuk memeriahkan agenda festival takjil sembari menunggu waktu berbuka. Mulai dari pasar takjil, bazar UMKM dan pasar murah, lomba fashion show anak-anak, lomba menggambar dan mewarnai hingga karaoke islami.
Lelaki yang lebih dikenal dengan nama panggung Jessy itu menjelaskan bahwa festival takjil dibuka untuk umum. Dia pun mempersilakan siapa saja untuk datang dan menikmati waktu ngabuburit di Panggung Ngepringan Piji Wetan, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
“Masyarakat bisa menyaksikan anak-anak lomba sembari menunggu waktu berbuka dan berburu kudapan takjil di stand UMKM,” ucap Jessy.
Selain itu, pihaknya juga akan menyalurkan santuan yatama dari para donatur sekaligus penganugerahan pemenang lomba.
Lewat festival takjil di Piji Wetan, masyarakat dapat saling bertegur sapa dengan warga sekitar, anak muda hingga seniman di momen Ramadan.
Agenda ini juga sebagai metode penyebaran nilai-nilai islam yang ramah dan dekat dengan kehidupan warga kampung.
“Ramadan bisa menjadi salah satu momentum untuk mengangkat nilai-nilai luhur itu agar bisa semakin dikenal publik, salah satunya lewat tradisi takjil,” ungkapnya.
Bagi anak-anak misalnya, festival takjil mempunyai banyak manfaat. Anak-anak hingga remaja dapat mengeksplorasi potensi diri lewat lomba menggambar dan mewarnai, melatih kesabaran, serta melatih berkompetisi.
Kemudian para ibu-ibu PKK dan warga desa, dapat memberdayakan UMKM atau setidaknya membantu kemandirian ekonominya.
Pada momen Ramadan ini, Jessy ingin mengingatkan salah satu falsafah Sunan Muria yang mengajarkan betapa pentingnya bersedekah.
“Festival Takjil bisa menjadi metode dakwah kami untuk mengenalkan nilai-nilai yang diajarkan Sunan Muria, yakni ajaran bersedekah atau Pager Mangkok,” terangnya.
Festival Takjil Kampung Budaya Piji Wetan akan dimulai sejak pukul 13.00 hingga memasuki waktu berbuka puasa. Harapannya, festival ini bisa mewarnai khazanah Ramadan tahun ini dengan cara yang unik dan menyenangkan. (J02/A01)