Jurnalpantura.id, Kudus – Universitas Muria Kudus (UMK) membuka program studi (prodi) agrobisnis di bawah naungan Fakultas Pertanian. Prodi ini akan melengkapi yang sudah ada sebelumnya yakni agroteknologi.
Rekto UMK Prof Darsono menyampaikan, pembukaan prodi agrobisnis ditujukan untuk menjawab kegelisahan yang terjadi pada bidang pertanian. Yang mana, ketika petani telah berhasil bercocok tanam, nyatanya usai kondisi tersebut mereka masih kebingungan dengan hasilnya.
“Ketika di era revolusi industri sudah tercapai, ternyata ada semacam kejenuhan dalam inovasi cocok tanam. Buktinya adalah ketika petani bisa menghasilkan pertanian yang baik, ternyata tidak cukup terampil untuk menjual, mengolah, dan sebagainya,” ujarnya, Rabu, 1 Maret 2023.
Maka dari situ, Prof Darsono menilai ada hal yang sebenarnya akademisi bisa turut serta mencari jalan keluar. Salah satu upaya yang telah dilakukan UMK adalah dengan membuka cabang ilmu yang akan memberikan pencerahan di bidang itu, yaitu on farm dan off farm.
“Off farm itu kegiatan pertanian yang tirak lagi di lahannya, tapi ada di pascapanen, pemasaran, industri panennya. Jadi kita butuh itu,” tuturnya.
Prof Darsono melanjutkan, kegelisahan tentang kondisi tragis petani yang sudah susah payah dalam bercocok tanam namun tidak bisa memaksimalkan pemasaran, sering kali ditemukan. Kondisi tersebut kemudian bisa terjawab nantinya dalam keilmuan agrobisnis.
“Sebenarnya kalau pengen nambah lagi ada teknologi pertanian atau industri hasil pertanian, tapi kan bertahap,” terangnya.
Kendati demikian, pihaknya berharap keberadaan prodi agrobisnis di Fakultas Pertanian UMK ini bisa menjadi solusi atas problem yang terjadi di bidang pertanian.
“Sehingga keterlibatan ilmu pertanian menjadi lengkap, dan selama ini kan hanya cocok tanam saja agronomi, setelah itu tidak dipelajari kan sayang begitu ya, sehingga ada kelanjutannya. Dan di peta jawa tenagh timur laut ini kan kososng, belum ada cabang ilmu itu, jadi kita masuk di situ” tukasnya. (J05/A01)