Inflasi Kudus November 2024, Komoditas Pangan Jadi Pemicu Utama

- Jurnalis

Kamis, 5 Desember 2024 - 15:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Dok. ilustrasi inflasi

Foto: Dok. ilustrasi inflasi

Jurnalpantura.id, Kudus – Kabupaten Kudus mencatat inflasi sebesar 0,35 persen pada November 2024, menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Inflasi ini terutama didorong oleh kenaikan harga pada sejumlah komoditas pangan, dengan bawang merah menjadi penyumbang inflasi terbesar.

Kepala BPS Kudus, Eko Suharto, menjelaskan bahwa bawang merah memiliki andil inflasi sebesar 0,14 persen, disusul tomat dengan kontribusi 0,05 persen. “Selain itu, emas perhiasan dan minyak goreng masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, serta jeruk sebesar 0,02 persen,” ungkapnya pada Selasa (3/12/2024).

Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi, seperti beras yang mencatat andil deflasi sebesar 0,03 persen, cabai rawit sebesar 0,02 persen, serta kentang, salak, dan buah naga yang masing-masing menyumbang 0,01 persen.

Dari sisi kelompok pengeluaran, makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan angka 0,89 persen. Kelompok lainnya, seperti perawatan pribadi dan jasa lainnya, mencatat inflasi sebesar 0,62 persen, diikuti penyedia makanan dan minuman (restoran) sebesar 0,28 persen, sektor kesehatan 0,20 persen, serta kebutuhan rumah tangga rutin sebesar 0,19 persen.

Baca Juga :  Pasar Hewan Tingkatkan Penguatan Ekonomi Rakyat Kudus Dan Sekitarnya

“Secara tahunan (year-on-year), inflasi Kudus mencapai 1,26 persen. Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar secara tahunan adalah emas perhiasan sebesar 0,19 persen, minyak goreng 0,16 persen, dan sigaret kretek mesin 0,14 persen,” tambah Eko.

Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Kudus mencatat angka 106,45 pada bulan November. Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi Jawa Tengah, yang tercatat sebesar 0,26 persen pada periode yang sama.

BPS Kudus berharap, pemerintah daerah dapat terus memantau harga komoditas pangan dan menerapkan kebijakan yang mendukung stabilitas harga. Langkah ini diperlukan agar dampak inflasi terhadap daya beli masyarakat dapat diminimalkan. (J06/A01)

Berita Terkait

Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan Dominasi Penyaluran Kredit di Jateng
BPS Kudus: Inflasi Tahunan 1,53% di Tengah Deflasi Bulanan 0,19%
Polemik Regulasi Baru Penyaluran Elpiji Subsidi, Pengecer Sebut Belum Dapat Jatah Hari Ini
Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS
Simak Sebaran Lokasi Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg, Disdag Kudus: HET Rp 18 Ribu
Distribusi Elpiji 3 Kg Diperketat, Pelaku UMKM Wajib Miliki NIB
Pangkalan Elpiji 3 Kg Dilarang Jual ke Pengecer Mulai 1 Februari 2025
KPRI Bina Karya Kudus Catatkan Perputaran Uang Lesu di 2024
Berita ini 27 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 5 Februari 2025 - 19:53 WIB

Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan Dominasi Penyaluran Kredit di Jateng

Rabu, 5 Februari 2025 - 06:56 WIB

BPS Kudus: Inflasi Tahunan 1,53% di Tengah Deflasi Bulanan 0,19%

Selasa, 4 Februari 2025 - 14:07 WIB

Polemik Regulasi Baru Penyaluran Elpiji Subsidi, Pengecer Sebut Belum Dapat Jatah Hari Ini

Senin, 3 Februari 2025 - 19:08 WIB

Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS

Senin, 3 Februari 2025 - 15:19 WIB

Simak Sebaran Lokasi Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg, Disdag Kudus: HET Rp 18 Ribu

Berita Terbaru

Wakapolres dan Kasat Reskrim Polres Demak (Foto:istimewa)

Kepolisian

Polres Demak Gelar Sertijab Wakapolres dan Kasat Reskrim

Kamis, 13 Feb 2025 - 18:48 WIB