Jurnalpantura.id, Kudus – Bulan Ramadhan selalu identik dengan berburu hidangan berbuka puasa.
Menyambut momen istimewa ini, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, untuk pertama kalinya mengadakan Pasar Takjil yang berlangsung sepanjang bulan Ramadhan, mulai 1 hingga 31 Maret 2025.
Pasar ini berlokasi di Prapatan Ngeseng dan dibuka setiap sore pukul 15.00 hingga 18.00 WIB.
Kepala Desa Karangrowo, Heri Darwanto, menyampaikan bahwa keberadaan pasar takjil ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian warga setempat.
“Kegiatan ini merupakan langkah awal kami dalam membangun potensi ekonomi desa. Dengan adanya pasar takjil, warga memiliki kesempatan untuk berjualan dan meningkatkan penghasilan selama Ramadan,” jelasnya.
Heri menambahkan bahwa pasar takjil ini tidak hanya sekadar tempat berbelanja makanan berbuka, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memperkenalkan Karangrowo sebagai desa wisata.
“Kami ingin menciptakan daya tarik bagi masyarakat luas. Melalui program ini, warga bisa saling bersinergi dan mendukung perkembangan desa,” tambahnya.
Sebanyak 25 pelaku UMKM turut meramaikan pasar takjil ini. Mereka berasal dari berbagai dukuh di Desa Karangrowo, seperti Kaliyoso, Krajan, dan Ngelo.
Berbagai makanan khas Ramadan tersedia di sini, mulai dari gorengan, aneka kolak, es buah, hingga makanan berat seperti nasi pecel dan sate ayam.
Superiyanto, Ketua DPD Partai NasDem yang juga anggota DPRD Kabupaten Kudus, turut hadir dan membeli takjil di lokasi. Ia mengapresiasi inisiatif warga dalam memanfaatkan Ramadan sebagai momentum untuk menggerakkan ekonomi desa.
“Pasar takjil ini sangat baik untuk mendorong perputaran ekonomi. Kuliner Ramadan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga dapat menjadi potensi ekonomi yang berkembang,” ungkapnya.
Sementara itu, Aldi Santoso, salah satu panitia kegiatan, menjelaskan bahwa pasar ini dibuat agar masyarakat memiliki wadah untuk berjualan tanpa perlu mengeluarkan modal besar.
“Kami menyediakan meja stand bagi pedagang, sehingga mereka hanya perlu datang dan berjualan. Biaya retribusi kebersihan pun sangat terjangkau, hanya Rp5.000 per hari,” ujarnya.
Tak hanya menawarkan kuliner, panitia juga menghadirkan wahana Susur Sungai dan Perahu Bebek sebagai hiburan tambahan bagi pengunjung.
Wahana ini beroperasi setiap hari selama Ramadan, sementara satu unit Kapal Motor yang dapat menampung tujuh orang hanya tersedia pada hari Minggu.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Desa Karangrowo semakin dikenal dan mampu menarik lebih banyak pengunjung di masa mendatang. (J02/A01)