Jurnalpantura.id, Kudus – Anggota Binmas Polres Kudus, menghadapi tantangan besar dalam menjalankan tugas administrasi yang memerlukan ketelitian dan ketepatan waktu.
Salah satu tantangan utama adalah ketika dokumen pemeriksaan harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas.
Dalam kondisi ini, tidak jarang para anggota harus bekerja lembur hingga larut malam, bahkan mencapai pukul 12 malam, untuk memastikan semua tugas dapat selesai dengan baik.
Awalnya, tugas administrasi dan ketatausahaan di bidang Binmas ditangani oleh satu orang saja. Namun, seiring dengan peningkatan kompleksitas pekerjaan, kini ada tambahan satu rekan yang membantu mengelola tugas-tugas administrasi tersebut.
Meskipun ada tambahan bantuan, beban kerja tetap terasa cukup berat. Berdasarkan standar DSP, idealnya ada lima orang yang menangani tugas administrasi di bidang ini, sementara saat ini hanya ada dua orang.
Dengan demikian, masih dibutuhkan tambahan tiga personel untuk memenuhi jumlah yang ideal.
Namun, yang menjadi kekuatan utama di bidang Binmas Polres Kudus adalah semangat kerja sama tim yang luar biasa. Dalam situasi mendesak, seperti saat pembuatan dokumen untuk pemeriksaan, seluruh anggota di bidang Binmas berkolaborasi dengan sigap untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Berkat kerja sama ini, meskipun dengan keterbatasan sumber daya manusia, dokumen yang dibutuhkan tetap dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Selain tantangan pekerjaan, anggota Binmas juga menghadapi tanggung jawab keluarga yang tidak kalah penting. Salah satu anggota, yang memiliki seorang anak berkebutuhan khusus, harus mengatur waktu dengan cermat setiap harinya untuk mengantar dan menjemput anaknya yang bersekolah.
Tanggung jawab ini menambah tantangan, namun dengan ketabahan dan semangat, ia tetap menjalankan peran tersebut dengan penuh kasih sayang.
Subjek yakin bahwa setiap ujian dalam hidup adalah bentuk kasih sayang Tuhan yang diberikan untuk memperkuat keluarganya. Dengan semangat ini, ia menjalani kehidupan sehari-hari dengan rasa syukur, melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam menghadapi tekanan pekerjaan, subjek memiliki strategi untuk menjaga keseimbangan hidupnya. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan memanfaatkan waktu istirahat di kantor, meskipun hanya dengan duduk sejenak.
Meskipun sederhana, waktu tidur yang diambil di tengah kesibukan tersebut tetap berkualitas, sehingga energi dan semangatnya dapat pulih untuk melanjutkan pekerjaan.
Selain itu, subjek juga meluangkan waktu untuk berolahraga, seperti bermain sepak bola dan tenis meja. Kegiatan fisik ini tidak hanya menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga sangat efektif untuk mengurangi stres.
Dengan olahraga, tubuh tetap sehat dan pikiran yang penuh tekanan dapat terlepas, memberi kesempatan untuk kembali menghadapi pekerjaan dengan semangat dan optimisme yang tinggi.
Sebagai mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) dari Program Studi Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK), saya merasa beruntung dapat berkontribusi dalam membantu subjek mengelola stres dan tekanan yang dihadapi.
Saya melakukan Asesmen psikologis untuk memahami lebih dalam kondisi subjek dan memberikan sesi konseling yang dirancang untuk membantu subjek menemukan cara yang tepat dalam menghadapi beban kerja dan tanggung jawab keluarga yang besar.
Melalui pendekatan psikologis yang meliputi Asesmen, konseling, dan afirmasi positif, saya berharap subjek dapat merasakan manfaat yang signifikan. Dengan keyakinan diri yang semakin kuat, subjek dapat menjalani setiap hari dengan lebih tenang dan percaya diri, serta lebih produktif dalam menjalani kehidupannya.
Kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tetap menjaga semangat kerja sama, ketabahan, dan optimisme dalam menghadapi setiap tantangan.
Dengan pengelolaan stres yang baik dan dukungan dari lingkungan sekitar, kita dapat tetap produktif dan berkembang, serta menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan keberhasilan.
Artikel ini ditulis Devi Merry Christiani Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus