Jurnalpantura.id, Kudus – Kabupaten Kudus mencatatkan serapan dana desa tertinggi tahun 2024 untuk program ketahanan pangan dan hewani, yang mencapai Rp 28,446 miliar, dari total capaian dana desa sebesar Rp 134,545 miliar.
Setelah program ketahanan pangan, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) menyusul dengan alokasi dana sebesar Rp 14,123 miliar, yang menempati posisi kedua dalam penggunaan dana desa tahun ini.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus, Famny Dwi Arfana, menjelaskan bahwa total dana desa tahun 2024 yang mencapai Rp 134,545 miliar berasal dari 123 desa yang tersebar di sembilan kecamatan.
“Dana desa ini diatur dalam regulasi untuk berbagai kegiatan prioritas, seperti ketahanan pangan yang mendapatkan porsi 20 persen, serta BLT yang mendapat porsi 15 persen,” ujarnya.
Selain dua program utama tersebut, sebagian dana desa Kabupaten Kudus tahun 2024 juga digunakan untuk penanganan masalah kesehatan masyarakat di tingkat desa. Program kesehatan menyerap dana sebesar Rp 12,550 miliar.
Tahun 2024 juga mencatatkan penyaluran dana desa untuk sejumlah program penting lainnya. Program penanganan stunting mendapatkan anggaran sebesar Rp 806,4 juta, sementara penanganan sampah menyerap dana Rp 209,7 juta.
Pembangunan infrastruktur juga mendapatkan perhatian besar, dengan dana desa digunakan untuk proyek-proyek pembangunan fisik. Di antaranya, pembangunan jalan desa sepanjang 70,25 kilometer dan jembatan sepanjang 139 meter.
“Selain itu, program pembangunan sarana dan prasarana seperti drainase, tembok penahan tanah, dan sumur juga mendapat perhatian serius,” tambahnya.
Tahun 2024 juga melibatkan dana desa untuk kegiatan yang mendukung pendidikan dan ekonomi lokal, seperti honor guru TK/PAUD sebesar Rp 958 juta, pembangunan Gedung TK/PAUD Rp 1,087 miliar, dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang menyerap dana Rp 2,660 miliar.
“Di tahun 2025, Kabupaten Kudus kembali menerima alokasi dana desa sekitar Rp 140 miliar, yang lebih besar dari tahun ini, untuk memperkuat pembangunan desa di seluruh sektor,” tutup Famny. (J05/A01)