Pasca Cuaca Ekstrem, Pertamina Lakukan Penebalan Stok Elpiji di Jateng & DIY

Ekonomi101 Dilihat

Jurnalpantura.id, Kudus – Pasca meredanya Cuaca Ekstrem yang melanda di wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai elpiji bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, penebalan stok elpiji 3 Kg terus dilakukan Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY dengan berfokus pada wilayah-wilayah terdampak cuaca ekstrem kemarin dengan melakukan penambahan fakultatif elpiji 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024.

Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menyampaikan penambahan pasokan elpiji  3 Kg terus dioptimalkan.

“Sebagai gambaran pada Kamis kemarin (21 Maret) penyaluran harian mencapai 1.614.150 tabung atau 8,1 persen diatas rata-rata normal penyaluran harian di Jateng dan DIY,” ungkap Brasto.

Cuaca Ekstrem yang terjadi sejak pertengahan Maret di wilayah Jawa Tengah dan DIY, berdampak pada tingginya gelombang di Laut Jawa sehingga beberapa kapal Pertamina yang sudah tiba tepat waktu di pelabuhan tidak dapat bersandar hingga berhari-hari.

“Kondisi gelombang yang tinggi pada saat itu membuat pipa yang seharusnya dapat terpasang untuk mengalirkan stok gas dari kapal ke Terminal elpiji tidak dapat kami sambungkan karena alasan keamanan,” jelas Brasto.

Brasto juga menambahkan bahwa pasca Kapal Pengangkut Elpiji yang berhasil sandar pada tanggal 16 Maret tersebut, pemulihan distribusi secara berangsur-angsur dilakukan dengan menambah jam operasional penyaluran hingga penebalan stok di tingkat agen dan pangkalan berdasarkan proyeksi kenaikan konsumsi dan pemantauan konsumsi beberapa pekan terakhir.

“Ada beberapa wilayah di Jawa Tengah di pekan lalu mengalami hambatan penyaluran karena akses jalan yang terkena banjir, sehingga kami prioritaskan penebalan stoknya, dan untuk Kota/Kabupaten lainnya yang tidak ada penambahan, karena stoknya dirasa cukup melihat dari realisasi harian yang tidak ada kenaikan konsumsi yang cukup berarti,” terang Brasto.

Brasto juga menjelaskan bahwa indikator kecukupan stok Elpiji 3 Kg yaitu dari ketersediaan stok di Lembaga Penyalur Resmi Elpiji Pertamina yaitu Agen dan Pangkalan di kota tersebut.

Sesuai surat Direktur Jenderal Migas No. T-190/MG.05/DJM/2023 tanggal 8 Januari 2023 perihal Kewajiban Penyediaan dan Pendistribusian Elpiji Tabung 3 Kg, pangkalan diwajibkan mendistribusikan minimal 80 persen elpiji subsidi langsung kepada konsumen akhir mulai 1 Maret 2023.

Sedangkan sebelumnya, peruntukkan untuk konsumen akhir adalah minimal 70 persen. Perubahan komposisi tersebut untuk memastikan distribusi elpiji 3 Kg lebih banyak dijual di Pangkalan LPG 3 Kg untuk konsumen akhir.

Adapun sejatinya elpiji 3 Kg adalah untuk rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran. Untuk rumah tangga menengah ke atas dan usaha di atas level mikro, kami mengimbau menggunakan elpiji nonsubsidi. (J05/A01)

Komentar