Jurnalpantura.id, Kudus – Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Kudus terus melakukan penertiban dan pendataan terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Ahmad Yani dan Jalan dr. Ramelan.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan para pedagang di zona hijau tersebut tertib dan terdata secara resmi, serta menekan keberadaan pedagang “penyusup” yang tidak terdaftar.
Kepala Bidang PKL pada Disdag Kudus, Imam Prayitno, mengatakan bahwa penertiban menyasar pedagang-pedagang yang datanya tidak sesuai, baik dari segi identitas maupun kehadiran.
Dalam praktiknya, ada sekitar 15 pedagang yang dicoret dari daftar setiap pekannya. Salah satu penyebabnya adalah ketidaksesuaian antara nama di KTP dengan nama yang tercantum saat pendaftaran.
“Kadang nama KTP pedagangnya berbeda dengan nama di nomornya. Kadang juga satu nomor digunakan dua orang pedagang. Ini yang jadi masalah dan harus ditertibkan,” ujar Imam saat diwawancarai pada Senin, 5 Mei 2025.
Imam menambahkan, tim dari Disdag Kudus rutin melakukan pengecekan nama dan absensi setiap gelaran CFD. Salah satu indikator penertiban adalah ketidakhadiran pedagang selama empat kali berturut-turut dalam sebulan, yang langsung berakibat pada pencoretan dari daftar resmi PKL CFD.
“Setiap minggu pasti ada yang dicoret dan diganti dengan pedagang baru. Ini untuk menjaga keteraturan dan memberi kesempatan kepada pedagang lain yang sudah mendaftar,” jelasnya.
Saat ini, sekitar 400 lapak disediakan oleh Disdag di dua ruas jalan utama itu.
Antusiasme masyarakat untuk ikut berjualan di CFD sangat tinggi, sehingga pengawasan dan seleksi menjadi kunci agar suasana tetap kondusif. Imam menegaskan bahwa siapa pun yang tidak mengikuti aturan akan segera digantikan dengan pedagang yang lebih siap dan tertib secara administrasi.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL CFD Kudus, Yanuar, menyampaikan bahwa pihaknya juga melakukan pendataan internal untuk memastikan seluruh anggotanya merupakan PKL resmi.
“Biasanya setelah lebaran ada penyusutan alami. Kalau jualan sepi, ya berhenti. Tapi kami tetap data untuk dokumentasi dan kelengkapan modul,” ujarnya.
Ia menambahkan, paguyuban juga rutin menyosialisasikan informasi penting kepada para pedagang, termasuk agenda internal agar seluruh PKL tetap kompak dan terkoordinasi. (J05/A01)