Jurnalpantura.id, Kudus – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus rampung menyelenggarakan acara Kudus Family Trip 2023 dengan menggandeng para bloger dan vloger di Indonesia, Kamis-Jumat (16-17/3/2023).
Kegiatan Family Trip Kudus 2023 sendiri dimulai dengan kegiatan diskusi bareng bersama Disbudpar Kabupaten Kudus dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Jawa Tengah di hotel @hom pada Kamis (16/3/2023).
Kepala Disbudpar Kabupaten Kudus Mutrikah menyampaikan berbagai potensi yang dimiliki oleh Kota Kretek, termasuk potensi wisata Tradisi Dandangan yang merupakan tradisi penyambutan Bulan Ramadan.
Pada tahun ini, Tradisi Dandangan bahkan digelar lebih ramai dengan memanfaatkan Alun-alun Kudus untuk wahana permainan serta stand UMKM juga selama 12 hari, mulai 11-22 Maret 2023.
“Kami juga menghadirkan wisata edukasi di Taman Menara Kudus untuk mewarnai Dandangan juga,” ujarnya.
Tika, sapaan akrabnya, juga mengenalkan potensi wisata lain di Kabupaten Kudus, seperti Museum Kretek, Museum Jenang, Wisata Petik Jeruk Pamelo dan Kebun Kopi di Desa Japan, edukasi roasting kopi tradisional, hingga membatik.
“Saya harap teman-teman bisa ikut mengenalkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Kudus kepada masyarakat luas, sehingga wisatawan yang datang berkunjung ini bisa tahu wisata apa yang dimiliki Kudus,” tuturnya.
Tak hanya vloger dan bloger, acara Family Trip Kudus 2023 ini juga menggandeng para pelajar dan mahasiswa, hingga conten creator yang ada di Kabupaten Kudus.
Sementara itu, Lisa Moningka yang merupakan bloger asal Jakarta mengaku kagum dan terheran saat melihat Museum Kretek untuk yang pertama kalinya.
“Ini baru pertama kali ke sini (Museum Kretek), ternyata ada Museum Kretek di Indonesia. Sebenarnya rokok kita terkenal di dunia, jadi kita apresiasi ada Museum Rokok Kretek meskipun agak kontra,” ujarnya.
Saat pertama kali melihat koleksinya, Lisa mengaku aneh dan heran lantaran banyaknya merchandise yang dipajang. Dirinya juga mengaku kaget setelah mengetahui bahwa promosi yang dilakukan oleh para pengusaha rokok zaman dulu ternyata sudah sangat masif.
“Kaget masalah promosi, ngga nyangka. Lalu ada juga buku akuntansinya yang katanya itu saat ini masih ada di luar negeri, ternyata industri kretek pada zaman itu sudah maju,” ucapnya. (J05/A01)
Komentar