Jurnalpantura.id, Kudus – Program Kemah Pendidikan di SMA 1 Gebog, Kabupaten Kudus yang ditujukan untuk siswa masing-masing angkatan kelas, menuai polemik dan kontroversi lantaran disinyalir memungut biaya dari siswa.
Program Kemah Pendidikan tersebut membebankan biaya sebesar Rp 350 ribu per anak, yang nantinya akan dipergunakan untuk kegiatan konsumsi. Kegiatan akan dilakukan di Barak TNI-AD Sumowono, Semarang, selama tiga hari dua malam.
Saat dikonfirmasi, Waka Humas SMA 1 Gebog, Bahar menjelaskan bahwa biaya yang dibebankan untuk siswa diperuntukkan bagi kepentingan siswa, seperti untuk konsumsi. Bagi siswa yang tidak mampu, akan dibantu dari sekolah.
“Orangtua ada surat resmi, memberikan izin atau tidak, kalau tidak diberikan izin kami tidak memaksa,” kata Bahar saat ditemui di sekolah, Rabu, 14 Mei 2025.
Kegiatan tersebut direncanakan akan berlangsung pada 18 hingga 20 Mei 2025, untuk seluruh siswa di kelas X. Jumlah siswanya sekitar 432 siswa, yang terdiri dari 12 kelas dengan masing-masing kelas berisikan 36 siswa.
“Kalau kegiatan di sana (Barak TNI-AD Sumowono) sudah beberapa kali, namun sebelumnya hanya untuk pengurus dewan ambalan dan OSIS. Tahun ini jadi program kesiswaan untuk semua siswa setiap angkatan kelas,” tambahnya.
Alasan memilih Barak TNI-AD Sumowono sebagai lokasi kemah, lanjut Bahar, karena hasil pendidikan karakter dari tempat tersebut terasa. Seperti, muncul peningkatan karakter dan kedisplinan pada anak.
“Dengan Cabdin (Pendidikan) sudah koordinasi, info yang kami terima sudah diizinkan,” tambahnya.
Senada, Seksi Acara Kegiatan Kemah Pendidikan di SMA 1 Gebog, Agus Sulistiyono menambahkan bahwa koordinasi dengan Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah dilakukan oleh Kepala SMA 1 Kudus.

“Kalau info dari kepala sekolah sudah ada komunikasi. Info ke kami, sudah diizinkan,” ujarnya.
Ia menyebut, ada sekitar 407 siswa yang telah menyerahkan surat permohonan izin dari orangtua. Sedangkan sisanya masih dalam proses, mengingat kegiatan masih empat hari lagi atau berangkat pada 18 Mei 2025 mendatang.
“Soal biaya, sekolah tidak menarik, semua yang dikeluarkan anak untuk kebutuhan anak dan dikelola sendiri melalui pengurus kelas masing-masing. Justru sekolah membantu untuk membiayai siswa yang tidak mampu, sekitar 28 anak,” tuturnya.
Agus melanjutkan, pemilihan Barak TNI-AD Sumowono sebagai lokasi Kemah Pendidikan juga berdasarkan permintaan dari siswa melalui pengurus sekolah. Sehingga, bukan semata-mata keputusan dari pihak sekolah.
Sementara itu, Kepala Cabdin Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah, Deyas Yani Rahmawan saat dimintai keterangan, menegaskan bahwa pihaknya tidak membenarkan kegiatan apapun yang melibatkan iuran dari siswa.
“Tidak boleh. Saya tidak pernah mengizinkan, kalau terbukti (ada penarikan iuran) kami lakukan pembinaan sesuai ketentuan,” tuturnya, Rabu, 14 Mei 2025.
Pihaknya akan melakukan kroscek terlebih dahulu kepada pihak sekolah terkait dengan kegiatan tersebut. Apabila ditemukan kegiatan yang tidak sesuai prosedur dan terbukti, maka akan dikenakan sanksi pelanggaran disiplin. (J05/A01)