Jurnalpantura.id, Kudus – Sekitar 133 mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar Pameran Gelar Karya di Aula Masjid Darul Ilmi kampus setempat, Selasa, 27/5/2025.
Acara ini menjadi ajang unjuk kreativitas dan hasil pendampingan yang telah mereka lakukan di berbagai sekolah sasaran.
Mengusung tema “Berkarya untuk Negeri, Mendidik dengan Sepenuh Hati,” pameran ini diisi dengan berbagai karya edukatif hasil kolaborasi mahasiswa dengan warga sekolah.
Tercatat ada 15 stand yang menampilkan karya mahasiswa dari dua program studi, yakni Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Bimbingan Konseling (BK). Dari jumlah tersebut, 108 mahasiswa berasal dari PGSD dan 25 dari BK.
Setiap stand menghadirkan produk edukatif berbasis kebutuhan nyata sekolah dan masyarakat sekitar, seperti media permainan, apotek hidup, hingga alat bantu pembelajaran lainnya.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMK, Erik Aditia Ismaya menyampaikan, sebelum pameran digelar, seluruh mahasiswa telah menjalani masa pendampingan di sekolah masing-masing.
Mereka tidak hanya terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar, tetapi juga melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan pendekatan kreatif dan solutif.

“Ada sekitar 133 mahasiswa, terdiri dari 108 mahasiswa PGSD (Pendidikan Gurus Sekolah Dasar) dan 25 mahasiswa dari BK (Bimbingan Konseling). Total ada 15 stand, dengan menampilkan karya mereka masing-masing,” tambahnya.
Pameran ini sekaligus menjadi bentuk pertanggungjawaban mahasiswa terhadap proyek akhir mereka di sekolah. Isu-isu lokal dikemas secara edukatif, menarik, dan aplikatif, dengan harapan bisa memberikan dampak jangka panjang bagi sekolah.
“Kami berharap karya-karya ini tidak hanya berhenti di pameran, tapi bisa terus dimanfaatkan oleh sekolah. Tentu perlu dukungan dan sinergi dari berbagai pihak,” imbuh Erik.
Erik menekankan pentingnya keberlanjutan dari proyek yang sudah dirintis mahasiswa. Ia berharap setelah kegiatan ini, sekolah-sekolah bisa mengadopsi media pembelajaran tersebut secara konsisten.
“Kelemahan kita selama ini adalah keberlanjutan. Maka proyek ini seharusnya tetap berjalan meski mahasiswa sudah selesai pendampingan,” ujarnya.
Setelah pameran, para mahasiswa akan menghadapi Ujian Kompetensi Peserta (UKP) PPG sebagai tahapan akhir dalam pendidikan profesi yang berlangsung selama satu tahun.
Erik menjelaskan bahwa mereka telah menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) selama delapan bulan di berbagai jenjang pendidikan.
“PGSD ditempatkan di SD, sedangkan BK tersebar di SMP, SMA, dan SMK,” jelasnya. (J05/A01)