Jurnalpantura.id, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat sebanyak 1.229 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di rumah sakit sejak awal Januari hingga 21 April 2025.
Kasus tersebut tersebar di tujuh rumah sakit yang ada di wilayah Kudus, di antaranya di RSUD dr. Loekmono Hadi, RS Aisyiyah, RS Mardi Rahayu, RSI Sunan Kudus, dan RS Nurussyifa, dan RS Aisyiyah.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Kudus, Dharsono, menjelaskan bahwa sejauh ini belum ditemukan kasus kematian yang murni disebabkan oleh DBD.
“Kalau kasus meninggal dunia murni karena DBD belum ada. Rata-rata karena penyakit penyerta. Kalau tahun kemarin memang ada empat orang meninggal murni karena DBD,” ungkapnya, Senin, 28 April 2025.
Dari total pasien yang dirawat tersebut, DKK Kudus juga sebanyak 115 orang masuk dalam kategori kasus dengue dengan warning sign atau peringatan dini.
Kasus ini ditandai dengan gejala yang mengarah pada kondisi syok, yang jika tidak ditangani secara cepat dapat membahayakan nyawa pasien.
RSUD Kudus mencatat 20 kasus warning, RS Mardi Rahayu 15 kasus, RSI Sunan Kudus 16 kasus, RS Nurussyifa 7 kasus, dan RS Aisyiyah 47 kasus DBD dengan dengue warning.
Dharsono menyebutkan bahwa saat ini tren kasus DBD mulai menunjukkan penurunan, tetapi masyarakat tetap diminta waspada, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus adalah langkah pencegahan yang efektif,” tambahnya.
Gerakan 3M Plus yang dimaksud terdiri dari tiga langkah utama, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat penampungan air, serta mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
Selain itu, tindakan tambahan atau “Plus” termasuk menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, dan memasang kawat kasa di ventilasi rumah.
Dharsono menegaskan bahwa pengendalian nyamuk lebih efektif dilakukan melalui pemberantasan jentik, ketimbang hanya mengandalkan fogging.
“Kami juga telah menyiapkan bubuk abate yang bisa diminta secara gratis di puskesmas atau bidan desa. Pembasmian jentik nyamuk dengan abate ini lebih efektif ketimbang fogging yang sifatnya hanya sementara,” tutup Dharsono. (J05/A01)