Jurnalpantura.id, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama di musim hujan yang sering kali membawa bencana banjir.
Musim hujan dapat meningkatkan potensi penyebaran berbagai penyakit, salah satunya adalah leptospirosis, yang rawan menyerang korban banjir.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang umumnya ditularkan melalui urin tikus atau anjing.
Penyakit ini dapat menyebar ke tubuh manusia melalui kontak dengan selaput lendir, seperti mata, hidung, atau luka terbuka pada kulit, serta melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Leptospirosis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius. Penyakit ini bisa mengarah pada cedera ginjal akut, perdarahan saluran cerna, gagal hati, hingga keguguran pada ibu hamil,” ujarnya.
“Gejala umum leptospirosis antara lain demam mendadak dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius, tubuh lemas, mata merah, sakit kepala, hingga nyeri pada betis,” ujar Kepala DKK Kudus, dr. Andini Aridewi.
Lebih lanjut, dr. Andini menjelaskan bahwa kelompok yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah mereka yang sering terpapar dengan sumber penularan, seperti tikus atau hewan lainnya.
“Korban banjir, petani, petugas potong hewan, peternak, petugas kebersihan, serta tukang sampah merupakan kelompok yang sangat berisiko,” jelasnya.
Menghadapi ancaman ini, DKK Kudus menyarankan sejumlah langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari penularan leptospirosis.
Di antaranya adalah menyimpan makanan dan minuman di tempat yang aman dari tikus, serta membersihkan lokasi yang dicurigai terkontaminasi urin tikus menggunakan desinfektan.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan sepatu boat saat beraktivitas di daerah banjir atau berlumpur, guna mengurangi risiko kontak langsung dengan air yang terkontaminasi.
“Jangan lupa juga untuk sering mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar,” tambah dr. Andini.
Dengan kesadaran bersama, diharapkan penyebaran penyakit seperti leptospirosis dapat ditekan, dan kesehatan masyarakat dapat terjaga dengan baik, terutama di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu. (J05/A01)