Jurnalpantura.id, Kudus – Kampung Ramadan kini hadir di Taman Menara Kudus sebagai tempat ngabuburit yang menarik bagi masyarakat.
Dengan puluhan stand kuliner yang menawarkan beragam hidangan, Kampung Ramadan menjadi tempat yang tepat untuk menikmati waktu menjelang berbuka puasa.
Berlokasi di kawasan Taman Menara Kudus, yang biasanya dikenal sebagai tempat mangkal tukang ojek, area ini kini disulap menjadi spot kuliner yang menggugah selera.
Inisiatif Kampung Ramadan ini datang dari paguyuban pedagang kaki lima (PKL) Car Free Day (CFD) Kudus yang dikenal dengan nama “bedok deso”.
Mereka memanfaatkan momentum Ramadan untuk membuka peluang berdagang, mengingat mereka tidak dapat berjualan selama Bulan Puasa.
Dalam acara ini, sedikitnya ada 62 PKL yang ikut meramaikan, bersaing untuk meraih keuntungan dengan menawarkan aneka makanan dan minuman.
Berbagai pilihan kuliner dapat ditemukan di Kampung Ramadan, mulai dari bakso, nasi oseng, ceker mercon, hingga minuman segar dan camilan ringan.
Tak hanya itu, beberapa stand juga menawarkan produk fesyen yang tentunya menarik bagi pengunjung yang ingin berbelanja.
Ketua Penyelenggara Kegiatan Kampung Ramadan, Yanuar Hilmy, menjelaskan bahwa tema acara kali ini adalah “Ngabuburit Santri”.
Tema tersebut dipilih untuk menggambarkan suasana khas Ramadan yang identik dengan kegiatan menunggu berbuka puasa, serta menggugah minat kaum muda dan para santri untuk ikut meramaikan acara ini.
Hal ini sangat relevan mengingat lokasi Taman Menara Kudus yang berada di kawasan pondok pesantren.
Menurut Yanuar, sebagian besar pelaku usaha yang terlibat dalam Kampung Ramadan adalah PKL CFD yang biasanya berdagang pada Minggu pagi di kawasan Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Selain itu, beberapa pelaku UMKM lainnya juga turut serta dalam meramaikan kegiatan ini.
“Pesertanya tidak hanya PKL CFD saja, ada Bumdes, juga pelaku usaha binaan Dinas Pariwisata,” katanya.
Kampung Ramadan ini akan berlangsung dari 1 hingga 25 Ramadan, dengan para pedagang mulai membuka stand mereka pada pukul 15.00 hingga 22.00 WIB setiap harinya.
Salah satu pedagang, Febbyla Cahya S (19), mengungkapkan rasa syukurnya bisa berdagang selama Kampung Ramadan.
Febbyla berjualan aneka jenis donat dan jeruk peras, meskipun awalnya merasa minder dan malu karena berjualan di tempat ramai. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasa semakin bersemangat dan optimis dengan bisnisnya.
“Alhamdulillah cukup ramai, semoga acara ini bisa digelar setiap tahun,” harap Febbyla.