Jurnalpantura.id, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus melaporkan penurunan signifikan dalam angka stunting di wilayahnya. Ini menjadi capaian penting dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Kretek.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kabupaten Kudus tercatat hanya 3,75 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan 15,7 persen yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto, menjelaskan bahwa survei yang dilakukan pada tahun 2024 melibatkan 693 balita. Hasilnya, hanya 26 balita atau 3,75 persen yang terdeteksi mengalami stunting.
Angka ini juga jauh melampaui target nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yakni maksimal 14 persen dari jumlah balita yang ada di suatu daerah.
“Jumlah balita yang disurvei pada tahun 2024 itu 693 balita, hasilnya hanya 26 balita atau hanya 3,75 persen yang stunting,” ujar Nuryanto, Jumat, 10/1/2025.
Keberhasilan ini juga mencerminkan efektivitas berbagai upaya intervensi yang telah dilakukan oleh DKK Kudus bersama lintas sektor, seperti Organisasi Perangkat Daerah (OPD), fasilitas kesehatan, akademisi, serta media massa.
Selain menurunnya angka stunting, DKK Kudus juga mencatat penurunan yang signifikan pada kasus underweight (kekurangan berat badan), wasting, dan overweight (kelebihan berat badan) berdasarkan hasil SSGI.
Angka underweight tercatat sebesar 5,19 persen dengan 36 balita, sementara angka wasting tercatat 2,74 persen dengan 19 balita. Sementara itu, angka overweight mencapai 7,94 persen dengan 55 balita.
“Untuk yang E-PPGM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) atau penimbangan serentak yang dilakukan di posyandu dan puskesmas juga tidak begitu jauh angkanya di bawah 4 persen,” tambah Nuryanto.
Salah satu program unggulan yang turut berkontribusi pada hasil tersebut adalah Gerakan Si Cantik (Aksi Cegah Anak Stunting dengan Intervensi Kolaboratif) yang diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus pada Juni 2024.
Gerakan ini mengedepankan kolaborasi antara berbagai sektor untuk mencegah dan menangani stunting sejak dini. Nuryanto optimis bahwa dengan kerjasama yang terus berlanjut, angka stunting di Kudus akan terus menurun di masa mendatang. (J05/A01)