Jurnalpantura.id, Kudus – Ratusan warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, melakukan aksi penutupan gerbang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo siang tadi, Kamis, 16/1/2025.
Penutupan TPA Tanjungrejo tentu menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah terhentinya proses pengangkutan sampah dari beberapa wilayah ke TPA.
Salah satu lokasi yang paling merasakan dampaknya adalah pasar-pasar yang ada di sekitar wilayah Kudus, yang setiap harinya menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
Kabid Pasar pada Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Albertus Harys Yunanto, mengungkapkan bahwa jika TPA Tanjungrejo ditutup, lingkungan pasar akan sangat terganggu, terutama jika penutupan berlangsung lama.
“Yang sangat berpengaruh itu Pasar Bitingan, Pasar Mijen,” ujar Harys.
Menurutnya, meskipun penutupan TPA hanya berlangsung satu hari, pihaknya masih dapat mengatur pengelolaan sampah di pasar. Namun, jika penutupan berlangsung lebih dari dua hari, sampah akan mulai menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap.
“Belum juga akan menimbulkan bau tidak sedap, dampaknya sampah juga akan menumpuk,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi potensi masalah tersebut, Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus telah menginstruksikan petugas pengangkut sampah untuk bekerja lebih maksimal dengan melakukan pengambilan sampah di pasar-pasar sejak kemarin.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan sampah sementara waktu.
“Semoga sehari, kalau berhari-hari nyerah, dampaknya sampah numpuk,” tandasnya, berharap aksi penutupan TPA segera dapat diselesaikan.
Sebelumnya diberitakan, aksi penutupan gerbang TPA Tanjungrejo ini dilakukan oleh warga Desa Tanjungrejo yang merasa jenuh dengan kondisi pengelolaan sampah yang tidak kunjung membaik.
Mereka menuntut Pemkab Kudus untuk segera menangani masalah sampah di TPA dengan cara yang lebih serius dan efektif. Warga juga menyatakan bahwa limbah sampah di sekitar TPA sudah sangat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. (J05/A01)