Jurnalpantura.id, Kudus – Menggabungkan keindahan alam dengan seni sastra digelar di Waduk Logung, Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kudus, pada Minggu (23/2).
Kegiatan bertajuk Ligusty Poeziya ini menghadirkan pengalaman berbeda bagi peserta dengan menyusuri kawasan waduk sembari membacakan puisi di titik-titik tertentu.
Sebanyak 13 peserta mengikuti walking tour sastra ini, menikmati perjalanan dari Dermaga 1 Waduk Logung hingga Dermaga Speedboat.
Di sepanjang rute, mereka bergantian membacakan puisi, menciptakan suasana syahdu di tengah keindahan alam.
Beberapa peserta yang turut tampil di antaranya Ahmed Zeyn Fedawani dengan puisi Prahara Ki Ageng Mangir, Sinta Haryani dengan Jejak Kesepian karya Usman Arrumy, serta Sri Subekti Astadi yang membawakan puisinya sendiri berjudul Logung.
Ketua Lesbumi Kudus, Abud SB Runcing, menyatakan bahwa Ligusty Poeziya lahir dari minimnya ruang apresiasi budaya di Kudus.
Oleh karena itu, pihaknya berinisiatif menciptakan program pembacaan puisi di alam terbuka agar sastra lebih dekat dengan masyarakat.
“Kami ingin kegiatan ini bukan sekadar ajang berpuisi, tetapi juga menjadi sarana mengenalkan nilai historis tempat-tempat wisata di Kudus,” ujarnya.
Menurutnya, program ini telah berjalan cukup lama dengan frekuensi satu kali dalam sebulan. Meski peserta masih terbatas, konsep walking tour sastra dinilai sebagai solusi menarik untuk memadukan wisata dan seni.
Pendiri Literasia, Lia Syafitri, yang turut berkolaborasi dalam acara ini, menjelaskan bahwa konsep wisata literasi seperti ini bertujuan untuk meningkatkan minat terhadap sastra dengan cara yang lebih menyenangkan.
“Acara ini merupakan bentuk syukur terhadap alam sekaligus wadah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap sastra. Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut dan semakin berkembang ke depannya,” ungkap Lia.(J06/A01).