Jurnalpantura.id, Kudus – Praktik manipulasi absensi digital terungkap terjadi di dua sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus.
Sebanyak 20 guru diketahui melakukan kecurangan dengan mengakali sistem face print atau pemindai wajah, menggunakan foto cetak.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho, mengungkapkan bahwa para guru tersebut memalsukan kehadiran mereka dengan menitipkan absensi kepada rekan sejawat.
Caranya adalah dengan mencetak foto wajah masing-masing, kemudian memfotokopinya agar bisa dikenali oleh sistem absensi berbasis wajah.
“Kalau hasil print itu belum bisa digunakan secara langsung, kemudian difotokopi, baru bisa digunakan. Jadi, mereka absen dengan cara nitip temannya, sehingga absennya cuma kedatangan dan kepulangan saja,” jelas Anggun, Rabu, 11/6/2025.
Anggun menyebut, metode ini tidak mungkin langsung berhasil tanpa melalui proses percobaan. Artinya, pelaku telah terlebih dahulu mencoba sistem berkali-kali hingga menemukan celahnya.
Saat ini, ke-20 guru tersebut tengah dalam pengawasan ketat dan telah menerima pembinaan dari Disdikpora.
“Sudah beberapa kali diingatkan bahwa kedisiplinan pegawai itu yang kelihatan dari kehadiran dan kepulangan. Dimanipulasi model apapun tetap akan ketahuan, dan sangat disayangkan hal ini dilakukan oleh guru yang seharusnya menjadi teladan,” tegasnya.
Sebagai bentuk tindak lanjut, para guru yang terlibat diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Selain itu, mereka juga mendapat teguran keras sebagai langkah pembinaan awal. Namun, bila pelanggaran serupa kembali terjadi, sanksi lebih berat menanti.
“Kalau ini diulangi lagi, sanksi kedisiplinan yang lebih berat bisa diterapkan dan akan ditentukan oleh BKPSDM. Saat ini, ke-20 guru dari dua sekolah itu masih dalam masa pantauan,” pungkas Anggun. (J05/A01)