oleh

SMK NU Ma’arif Siapkan Tenaga Las Profesional

Jurnalpantura.id, Kudus – Untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan bersaing secara global, Djarum Foundation bersama dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) berinisiatif untuk turut mencetak tenaga ahli pengelasan di Indonesia dengan mengembangkan program keahlian Teknik Pengelasan.

Bupati kudus, Presdir PT Djarum Foundation, perwakilan SMBC berfoto bersama (Foto : Aik)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) NU Ma’arif Kudus dipilih untuk mengembangkan program keahlian Teknik pengelasan tersebut. Program itu sebagai solusi untuk menghadapi tantangan globalisasi. Dimana Indonesia menempatkan pembangunan insfrastruktur sebagai pondasi meningkatkan daya saing bangsa.

Untuk menunjang program di SMK NU Ma’arif, gedung laboratorium dan peralatan pendukung telah disiapkan dan secara resmi gedung pengelasan atau welding shop diresmikan oleh Bupati Kudus pada Selasa 22/01/2019.

Bupati Kudus HM Tamzil dalam sambutannya mengaku mengapresiasi peresmian tersebut. Apalagi dengan program tersebut dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

    “Semakin meningkatkannya globalisasi membawa persaingan dan tantangan nilai kehidupan. Dan harus dihadapi. Salah satunya adalah penyiapan SDM yang berkualias sangat penting melalui pendidikan seperti ini,” ujar Tamzil.
    Pemukulan gong sebagai tanda diresmikan nya Welding Shop Dan Automation Engineering oleh Bupati Kudus Muhammad Tamzil (Foto : Aik)

    Ia mengatakan, pembangunan pendidikan harus ditangani secara sistematik dan selaras dengan ilmu teknologi dan permintaan pasar kerja. Pemkab bertekat pembangunan pendidikan untuk memerpecepat pembangunan.

    “Serta penyelenggara pendidikan yang unggul output maupun proses. Membahas kepentingan peran pendidikan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

    Bupati kudus beserta rombongan melihat dari dekat siswa SMK Maarif yang sedang praktik (Foto : Aik)

    Untuk itu ia berharap melalui program baru itu dapat meningkatkan kaulitas dan tantangan di era globalisasi. Tercipta produk kerja dan peningkatan perekonomian.

    Sementara itu, M Moernir Indonesia Country Representative mengatakan pada Asian Welding Federation (AWF) sat ini seitar 500.000 tenaga pengelasan di Indonesia. Namun sayangnya hanya sekitar 10 persen dari mereka yang memiliki sertifikat.

Komentar