Jurnalpantura.id, Kudus – Rumah Sakit Aisyiyah Kudus bekerjasama dengan Entrasol Platinum Kalbe mengadakan penyuluhan kesehatan tentang pengobatan dan pencegahan diabetes mellitus, pada Kamis, 14/11/2024.
Penyuluhan kesehatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Diabetes Melitus Sedunia. Adapun pesertanya terdiri dari pasien dan keluarga pasien Rumah Sakit Aisyiyah Kudus sebanyak 50 peserta.
Penyuluhan kali ini dipaparkan oleh dr. Rizky Ernita Irawati dan dr. Cindy Budiono, yang fokus memberikan edukasi dan semangat kepada pasien dan keluarga yang saat ini menderita atau berisiko mengalami diabetes mellitus.
Direktur RS Aisyiyah, dr. Indah Rosiana menyampaikan bahwa penyuluhan ini dilakukan usai melihat angka penderita diabetes yang bertambah setiap tahunnya dan beberapa mengalami komplikasi seperti ulkus diabetik (luka di kaki).
“Edukasinya berisi bagaimana penyakit diabetes itu terjadi, bagaimana pengobatannya, bagaimana pencegahan agar tidak terjadi komplikasi, bagaimana pencegahan diabetes agar keluarga yang beresiko tidak mengalami diabetes,” ujarnya.
RS Aisyiyah juga memberikan edukasi tentang senam kaki diabetik, dimana senam ini merupakan salah satu cara pencegahan ulkus diabetik atau luka di kaki akibat komplikasi diabetes.
“Karena tidak bisa dipungkiri pasien dengan diabetes akan merasa bosan dengan pengobatan jangka panjangnya sehingga butuh dukungan penuh dari keluarga,” tambahnya.
Edukasi kesehatan berjalan lancar dan pasien serta keluarga antusias mendengarkan dan bertanya kepada narasumber. Sebagian besar pertanyaan dari peserta terkait keluhan yang mereka rasakan dan mitos dimasyarakat tentang pengobatan diabetes.
“Seperti, penderita DM harus makan nasi karag atau nasi aking, penderita DM yang mengalami luka dikaki itu hanya bisa terjadi pada penderita diabetes basah dan lainnya,” tandasnya.
Dalam edukasi ini, narasumber mematahkan mitos tersebut dan memberikan jawaban sesuai dengan medis dari pertanyaan peserta tersebut. Sehingga, peserta menjadi paham mana yang benar tentang pengobatan dan komplikasi DM dan tidak terjadi salah persepsi di masyarakat.