Jurnalpantura.id, Kudus – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Loekmono Hadi Kudus akan segera memulai dua proyek strategis yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
Dua proyek tersebut meliputi pembangunan Gedung Stroke dan Kanker, serta perluasan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Kedua proyek ini telah dianggarkan melalui Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCHT) Tahun 2025 dengan anggaran sebesar Rp 50 miliar.
Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dr. Abdul Hakam, menjelaskan bahwa pengerjaan fisik kedua proyek tersebut diperkirakan akan dimulai paling lambat pada Mei 2025.
“Rencana paling lambat Mei (2025) akan dimulai pengerjaan fisik,” ungkap dr. Hakam saat diwawancarai pada Jumat, 10/1/2025.
Proyek pembangunan Gedung Stroke dan Kanker akan dibangun di lahan sebelah Gedung Edelweis, dengan rencana pembangunan gedung lima lantai. Dua lantai di antaranya akan difungsikan sebagai tempat parkir.
Gedung ini akan difokuskan untuk pelayanan stroke dan kanker, dengan berbagai fasilitas seperti poli kanker, poli stroke, saraf, bedah saraf, rehabilitasi medis, bedah onkologi, penyakit dalam, dan onkologi anak.
“Nanti untuk polinya baik itu pelayanan stroke maupun kanker terpusat di situ, meliputi poli kanker, poli stroke nya ada saraf, bedah saraf, rehabilitasi medis, bedah onkologi penyakit dalam, onkologi anak,” tambah dr. Hakam.
Selain infrastruktur, RSUD Kudus juga mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan bertugas di bidang pelayanan stroke dan kanker. Pelatihan dan pendidikan lanjutan sedang diupayakan untuk memastikan para tenaga medis dan non-medis memiliki kompetensi yang memadai.
“Untuk kebutuhan SDM nanti kami mengikuti dari Pemkab Kudus karena RSUD kan rumah sakit dibawah pemda,” ujar dr. Hakam.
Proyek lainnya adalah pelebaran ruang IGD untuk menambah kapasitas tempat tidur (TT) bagi pasien. Saat ini, ruang IGD RSUD Kudus hanya mampu menampung 20 tempat tidur, dan dengan pelebaran ini, kapasitasnya akan bertambah menjadi 40 tempat tidur.
“Karena beberapa waktu tertentu ruang IGD sempat membludak, jadi harapannya dengan ada pelebaran ini ada solusi untuk mengatasi permasalahan itu,” jelas dr. Hakam. (J05/A01)