Jurnalpantura.id, Kudus – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 9,3 miliar pada tahun 2025 untuk proyek rehab sekolah-sekolah yang rusak.
Anggaran ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 dan akan digunakan untuk memperbaiki 58 sekolah yang tersebar di wilayah Kudus. Rinciannya, 49 paket rehab untuk SD dan 9 paket untuk SMP.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar pada Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho, menjelaskan bahwa dana sebesar Rp 8,4 miliar akan dialokasikan untuk rehab sarana dan prasarana (sarpras) SD, sementara Rp 900 juta untuk rehab SMP.
“Sementara ini yang kami anggarkan adalah untuk 58 sekolah dengan total anggaran Rp 9,3 miliar. Kita juga tidak tahu apakah nanti di 2025 akan ada kegiatan yang lebih prioritas lagi,” ujar Anggun pada Jumat, 3/1/2025.
Proyek rehabilitasi ini akan lebih fokus pada perbaikan ruang kelas yang dianggap paling urgent. Selain itu, beberapa fasilitas lainnya seperti toilet, ruang guru, dan perpustakaan juga akan diperbaiki.
Pengerjaan fisik di lapangan diperkirakan baru bisa dimulai pada bulan Maret 2025, setelah tahap persiapan yang meliputi survei harga dan konsultasi perencanaan yang direncanakan akan berlangsung pada Januari hingga Februari.
“Januari sampai Februari persiapan untuk survei harga, lalu konsultasi perencanaan. Paling cepat, kemungkinan bulan Maret untuk pengerjaan fisik,” jelasnya.
Sebelumnya, pada tahun 2024, Pemkab Kudus juga menggelontorkan anggaran sebesar Rp 22,7 miliar melalui APBD untuk merehab 115 sekolah yang rusak. Pada APBD Perubahan 2024, juga dialokasikan dana untuk 18 sekolah tambahan yang memerlukan perbaikan.
Tidak hanya mengandalkan APBD, Disdikpora Kudus juga mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 2,7 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk rehab fisik di 7 sekolah yang membutuhkan perbaikan segera.
“Kami berharap, setelah dilakukan perbaikan terhadap sarpras yang rusak, kualitas belajar siswa di sekolah dapat meningkat, sehingga tercipta generasi yang cerdas dan berkarakter,” pungkas Anggun. (J05/A01)