Jurnalpantura.id, Kudus – Ide Kreatif Asosiasi Wirausaha Sosial Online Indonesia dan Generasi Pecinta Produk Ramah Lingkungan (GenProling) Pati terus berkembang melakukan kegiatan positive di masyarakat.
Prinsipnya seperti media, harus selalu up to date, harus ada kreasi baru, harus ada improvement agar selalu memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. “Tantangan kreatifnya ada di situ,”kata dr Luluk Agustin, promotor dan kreator produk ramah lingkungan.
Untuk pertama kalinya tim ini melalukan kegiatan sosialiasai pembinaan karakter generasi muda aset bangsa di SMAN 2 Bae Kudus, bertempat di gedung Aula SMAN 2 Bae Kudus dengan menyampaikan pengenalan produk produk dari bahan baku singkong di ubah menjadi produk untuk kebutuhan sehari hari oleh masyarakat,Jum’at 12/10/2018.
Bahan baku produk pertanian singkong yang biasanya oleh para petani hanya dijual dengan harga Rp.2000 per kilogram, ternyata singkong bisa diolah menjadi berbagai produk yang sangat memberikan manfaat bagi kebutuhan /hajat masyarakat, setelah diolah singkong bisa menjadi lebih dari 30 produk, seperti sabun, pencuci piring, pencuci lantai, frescare dll, yang harga nya bisa empat kali lipat dari harga bahan dasar.
“ini produk khas UKM, ramah lingkungan dan berkualitas serta harganya lebih murah dari produk-produk pabrikan” kata dr Luluk Zulfa Agustiena kepada Jurnal pantura.
Antusiasme para siswa dengan adanya kegiatan pembinaan karakter Entrepreneur ini luar biasa, semangat mereka untuk menjadi wirausahawan dan menjadi pengusaha suskes terlihat dari pancaran uara wajah wajah para siswa siswi dan komunikasi antara siswa dengan pemateri. Sosialisasi kali ini diikuti oleh pelajar kelas XI.
“kedepan akan kita siapkan siswa lebih banyak lagi, agar para siswa mengikuti kegiatan pembinaan pembentukan karakter entrepreneur ini” terang Saiful Bahri kepala sekolah SMAN 2 Bae.
Dalam kesempatan sosialisasi ini, diterangkan bahwa sarat utama untuk menjadi seorang pengusaha adalah dengan membiasakan dan melatih diri berjualan atau latihan marketing.
“Dengan memanfaatkan waktu setiap hari minggu cukup 2 jam saja, maka setiap siswa bisa mengenalkan produk pencuci piring kepada masyarakat minimal lima orang” ungkap Taufiq ketua Asosiasi Wirausaha sosial Online Kudus Indoensia.
“Andai setiap minggu bisa menjualkan produk kepada lima orang dengan keuntungan per produk Rp.2000, maka satu bulan bisa mendapatkan keuntungan Rp.40.000, selain medapatkan keuntungan financial, juga akan memperoleh manfaat pengalaman dan sosialisasi produk yang ramah lingkungan” tambah taufiq.
Sementara itu, ditempat terpisah Luluk menjelaskan, bila pengolahan produk sdh diterima masyarakat, Kedepan akan ada inovasi dengan kolaborasi bioreaktor kapal selam, tekhnologi energi terbarukan karya M Sobri suami dr lulus, yang akan menekan ongkos produksi sehingga produk akhir dari singkong tersebut menjadi lebih murah dan ini bisa sebagai edukasi generasi bangsa bahwa solusi integrited farming bisa menjadi solusi bangsa diberbagai sektor, jelas dr Luluk.
Tim sosialisasi pembinaan karakter entrepreneur ini terus akan bergerak melakukan sosialisasi kepada setiap generasi penerus bangsa agar mereka tidak terlalu berharap untuk menjadi PNS atau karyawan yang persaingannya semakin besar, tim akan terus berbenah, memberikan support dan memperbaiki system dan metode atau materi sosialisasi.
Dengan menggandeng berbagai lembaga atau komunitas dari berbagai kota Tim sosialisasi akn terus bersinergi, salah satunya merangkul KRP Kudus Rabit Park taman kelinci di Purworejo Bae Kudus. (J02/A01)