Jurnalpantura.id, Kudus – Kesehatan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Untuk mencapai taraf hidup sehat, salah satu kegiatan yang harus dilakukan yakni dengan mencuci tangan memakai sabun.
Meski sederhana, mencuci tangan dengan sabun dapat mencegah penyakit masuk ke dalam tubuh. Dalam rangka Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang jatuh pada 15 Oktober, Tim Penggerak PKK Kabupaten Kudus mengadakan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SD 5 Kandangmas, kecamatan Dawe, Selasa 15/10/2019.
Salah satu tujuan dari kampanye ini adalah penurunan angka kematian untuk anak-anak. Menurut penelitian, lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya diseluruh dunia. Hal tersebut merupakan akibat dari kurangnya akses pada air bersih, fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan.
Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. Menurut data, cuci tangan pakai sabun dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50 persen.
Selain itu, di Indonesia terdapat produk hukum yang mencakup gerakan cuci tangan pakai sabun yakni pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Hal tersebut menjadi landasan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kudus untuk memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia tingkat Kabupaten Kudus.
“Ada peraturan tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang menyoal tentang kebersihan dan kesehatan masyarakat, utamanya dengan mencuci tangan pakai sabun. Selain itu, Hari CTPS Sedunia adalah ajang untuk selalu memperhatikan kesehatan dimulai dari hal yang sederhana,” ujar Mawar Hartopo saat berpidato.
Senada dengan sang istri, Plt. Bupati Kudus M Hartopo mengaku bahwa kesehatan amatlah penting dan tak ternilai harganya. Pihaknya juga mengingatkan, pola dan perilaku hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri dan dari hal yang sederhana seperti mencuci tangan sebelum maupun sesudah beraktivitas.
“Kesehatan ini adalah hal yang kita banggakan dan tak ternilai harganya. Harus dimulai dari diri sendiri dan dari sesuatu yang sederhana terlebih dahulu,” ungkapnya.
Tak hanya itu, M Hartopo juga mengingatkan pentingnya cuci tangan pakai sabun. Menurutnya, sudah banyak kejadian yang berakibat fatal dikarenakan perilaku hidup yan gtidak sehat. Ia juga mengajak para guru agar selalu mensosialisasikan gerakan CPTS kepada muridnya.
“Ada 5000 lebih anak yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan karena tidak cuci tangan baik sebelum maupun sesudah kegiatan. Maka, para guru harus memberi contoh kepada anak didik bahwa cuci tangan itu penting,” pungkasnya. (J02/A01)