Jurnalpantura.id, KUDUS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus mendorong sekolah di wilayah setempat untuk bisa meraih predikat adiwiyata, termasuk SD 5 Jepang. Berbagai upaya pun dilakukan SD 5 Jepang untuk bisa menjadi sekolah adiwiyata.
Guru Kelas SD 5 Jepang, Suci Nooryanti mengatakan, pendidikan terkait lingkungan hidup telah diberikan kepada siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan tidak hanya diberikan ketika pembelajaran di dalam kelas saja, tapi siswa juga diajak untuk praktek langsung.
“Sudah kita jalankan pembelajaran terkait lingkungan hidup. Siswa juga kami ajak praktek langsung,” ujarnya.
Ia menjelaskan, siswa mulai diajarkan untuk mengenal pentingnya tanaman bagi kehidupan sejak kelas 1. Para siswa pun diminta untuk menanam setidaknya satu tanaman.
“Kemudian, pada jenjang kelas lebih tinggi nanti siswa kami ajak menanam tanaman obat-obatan di sekolah, jadi seperti Apotik Hidup. Contohnya seperti kunyit, kencur, jahe itu kami tanam di area taman sekolah,” ujarnya.
Kemudian, siswa juga diajarkan untuk memilah sampah, terutama antara jenis organik dan anorganik.
“Kami juga rutin ajarkan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bekerjasama dengan puskesmas setempat,” sebutnya.

Sementara itu, Maghfiroh yang juga Guru Kelas SD 5 Jepang menambahkan, siswa selama ini juga diajarkan untuk bisa memanfaatkan barang bekas. Hal ini diajarkan supaya siswa semakin sadar lingkungan.
“Kami juga pernah buat batik ecoprint serta pemanfaatan barang bekas menjadi kerajinan. Contohnya galon bekas dibuat menjadi pot, plastik kresek menjadi bunga, stik eskrim jadi miniatur kincir angin dan lain sebagainya,” ucapnya.
Maghfiroh menerangkan, tujuan pembelajaran sadar lingkungan ini diberikan supaya siswa memahami pentingnya menjaga lingkungan guna keberlangsungan hidup ke depan.
“Ini juga sebagai upaya mengasah kreatifitas anak-anak. Mereka juga jadi tahu bahwa sampah bisa dimanfaatkan. Sampah organik bisa diolah jadi pupuk dan anorganik bisa jadi kerajinan daur ulang,” paparnya.
Dirinya menilai, selama ini siswa antusias mengikuti setiap pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Menurutnya, pembelajaran tersebut juga mampu mengasah bakat dan minat para siswa.
“Siswa selalu antusias ketika pembelajaran tentang tanaman atau mengenal soal pemanfaatan sampah. Bahkan mereka semangat menunjukkan kreatifitasnya masing-masing dalam memanfaatkan barang belas,” pungkasnya. (J05/A01)