Jurnalpantura.id, Kudus – Lima sekolah menjadi pilot project pelaksanaan program sekolah sehat bersama UNICEF di Kabupaten Kudus. Lima sekolah itu, yakni SMP 1 Kudus, SMP 1 Jati, SMP 2 Kudus, MTs NU Bannat, dan MTs N 1 Kudus.
Subkoor Kesga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Muslimah menyampaikan, sekolah sehat ini diprogramkan guna menekan angka stunting dan mengawal remaja produktif di lingkungan sekolah.
“Dipilih beberapa sekolah itu dari UNICEF, yang masuk kriterianya maka lolos jadi pilot project, kita hanya kirimkan datanya,” kata Muslimah, Senin (6/4/2024).
Adapun tugas sekolah sehat, lanjut Muslimah, diantaranya membiasakan siswa untuk sarapan sehat dan rutin meminum tablet tambah darah (TTD) tiap seminggu sekali. Selain mencegah stunting, aksi ini juga untuk menekan kasus anemia.
“Karena kasus anemia di Kudus kan lumayan tinggi juga,” tuturnya.
Terpisah, Kepala SMP Negeri 1 Jati, Sumaryatun mengatakan bahwa sebelum menjadi pilot project pelaksanaan sekolah sehat, SMP Negeri 1 Jati sudah terlebih dahulu menjalankan aksi sehat. Namun kegiatannya memang diakui belum masif.
“Program sarapan sehat sebenarnya sudah ada sebelum pendampingan dari UNICEF, itu kita sudah adakan sarapan sehat, cuman jarang, tidak kita tekankan sepekan sehari, sekitar sebulan sekali,” ujarnya.
Barulah ketika mendapatkan pendampingan dari UNICEF, program sarapan sehat ini bisa dilakukan rutin setiap hari jumat. Begitupun dengan aksi minum tablet tambah darah bagi siswa putri, juga dilakukan di hari yang sama.
“Apalagi ada surat edaran dari bupati untuk melaksanakan sarapan sehat dan minum tablet tambah darah pada waktu itu, pihak sekolah sangat mendukung dan langsung dibuatkan SK,” tambahnya.
Setelah pendampingan dari UNICEF rampung, lanjut Sumaryatun, SMP Negeri 1 Jati bisa menjalankan aksi bergizi dengan lebih masif. Sekolah setempat juga mendapat tugas untuk menyebarkan ilmu positif itu di lingkungan sekitar. (J05/A01)