Saling Rangkul, Komunitas Peduli Lingkungan di Kudus Sukses Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2024

Lingkungan122 Dilihat

Jurnalpantura.id, Kudus – Nyawiji Kawruh Bumi dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Februari 2024. Kegiatan tersebut digagas oleh beberapa komunitas yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

Melalui diskusi yang telah dilakukan, dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang diperingati setiap tanggal 21 Februari KRESEK (Kreasi Sampah Ekonomi Kota), Muria Research Center (MRC) Indonesia, Green Generation Kudus, dan Stand Up Comedy Kudus sepakat untuk mengadakan sebuah kegiatan guna memantik kepedulian masyarakat Kudus terhadap isu dan kepedulian terhadap lingkungan.

Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan adalah lomba mewarnai, lomba foto dan poster, pameran hasil lomba foto dan poster, open booth komunitas & UMKM, workshop serta talkshow dengan tema lingkungan dan sampah, serta hiburan.

Gravitasi Teras Muria lantai dua menjadi spotlight utama lokasi kegiatan “Nyawiji Kawruh Bumi”, mulai dari tangga hingga dinding telah disulap panitia menjadi titik untuk pameran hasil dari lomba foto dan poster nasional.

Kegiatan diawali dengan lomba mewarnai untuk anak TK – SD kelas 3 sederajat dengan 30 peserta dan selesai pada pukul 11.30 WIB. Dilanjutkan dengan dua sesi workshop sabun pada pukul 13.00 – 15.00 WIB yang diikuti oleh siswa SMA sederajat. Rangkaian kegiatan HPSN 2024 kemarin diikuti sekitar 500 peserta dari mulai pembukaan sampai puncak acara.

Sebelum talkshow dimulai pada 15.30, sesi dibuka dengan penampilan dari Teater SATOESH. Talkshow bertemakan “Sampah, masalah atau maslahat?” ini mengundang beberapa komunitas dan juga dibuka untuk umum sebagai menjadi wadah diskusi mengenai permasalahan sampah yang masih menghantui.

Dengan tiga pembicara utama, Bapak Dr. M. Widjanarko M.Si., selaku Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus sekaligus Direktur MRC Indonesia, Ibu RR. Sri Wahjuningsih S.H., M.H., selaku Kabid Pembinaan & Pengembangan Lingkungan Hidup, serta Kak Amrul Hamzah, selaku Community Developement Djarum Foundation divisi Bakti Lingkungan. Talkshow ini menarik minat ragam kalangan karena mengupas permasalahan sampah melalui tiga sisi, yaitu akademisi, pemerintahan, dan perusahaan.

Pak Widjanarko merupakan perwakilan dari sisi akademisi, beliau menyampaikan materinya dengan mulai membahas mengenai permasalahan sampah yang pernah terjadi di Desa Tempur, Setiap individu memang perlu memiliki perilaku ekologis yang cenderung merasa tidak nyaman pada hal-hal yang merugikan dan merusak estetika lingkungan, ujar Pak Widjnarko.

Sisi pemerintahan diisi oleh Ibu Sri Wahjuningsih dari Dinas PKPLH Kudus. Upaya pengelolaan sampah telah berjalan di Kudus, hal itu terbukti dengan adanya bank sampah dan terus dilakukan pengawasan terhadapnya, ujar Bu Sri Wahyuningsih.

Ada buku panduan bank sampah yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kudus yang dapat digunakan masyarakat sebagai pedoman dalam langkah awal pendirian bank sampah.

Kak Amrul menyampaikan materi dengan mewakili pihak swasta dari Djarum Foundation, membahas mengenai adanya program pengelolaan sampah organik dan gerakan konservasi alam yang dimiliki oleh Djarum.

Pusat Pengolahan Organik (PPO) adalah program pengelolaan sampah organik dari beragam sumber yang diproses menjadi kompos untuk kemudian dibagikan secara gratis ke masyarakat. Kak Amrul menambahi, bahwa memang dibutuhkan partisipan dan kolaborator untuk pengelolaan sampah ini.

Puncak acara ada pementasan dari Teater Tiga Koma. Dilanjutkan open mic dari Stand Up Comedy Indonesia Kudus. Kegiatan berakhir pada pukul 22.00 WIB ditutup dengan karaoke komedi.

Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan sebagai pantikan kecil yang dapat menjadi pemicu gerakan besar bagi lingkungan, khususnya kepedulian masyarakat Kudus terhadap sampah. (J06/A01)

Komentar