Jurnalpantura.id, Kudus – Bagi pecinta musik dangdut kelompok musik Rollysta, sudah tidak asing lagi, tidak hanya bagi penggemar yang ada di Jawa Tengah tapi juga hingga luar Jateng.
Sebagian besar para penggemar musik dangdut beranggapan bahwa Rollysta adalah kelompok musik asal kota ukir Jepara yang pernah populer di era awal tahun 2000 an, Rollysta Rock Dut.
Namun ternyarta tidak demikian, kini di Kudus juga ada kelompok Musik dengan nama yang hampir sama OM Rollysta Brow di bawah pimpinan Santoso, yang sekilas mirip nama kelompok musik asal Jepara itu.
Menanggapi kedua nama kembar grup musik dangdut tersebut, Hartanto humas Rollysta Jepara perlu melakukan klarifikasi ke media ini, mengingat banyaknya petanyaan dari para anggota Sahabat Rollysta Jepara (SRJ) fans base grup ini yang mempertanyakan bahwa Rollysta telah di jual pada warga Kudus.
“Jujur saya perlu kesini karena maraknya flyer dan poster grup Rollysta yang banyak beredar di media sosial, dan itu membuat beberapa pihak menanyakan kepada kami, loh kok logo dan jenis font Rollysta beruba, apa benar Rollysta kini telah berpindah kepemilikan karena di jual?,” ujar Como panggilan akrab Hartanto, Jum’at 18/01/2019 lalu.
“Tidak benar bahwa Rollysta telah di jual, Rollysta jepara hingga kini masih tetap eksis dengan penyanyi utamanya Dara Rullyant (Dara KDI) dan Bayu Cristia, benar kami memang sempat beberapa waktu vakum, namun kami masih eksis meski pada beberapa even terbatas,” terang pria yang juga penggemar olahraga offroad ini.
Menurutnya, grup musik pimpinan H Nurkholis yang berdiri sejak tahun 2002 dan sudah malang melintang dari pentas ke pentas termasuk di berbagai wilayah di kota kretek ini, sekaligus mengumumkan kepada fans base nya SRJ, bahwa Rollysta Jepara masih ada.
“Secara legalitas formal kami berdiri terlebih dahulu dan sudah terdaftar di dinas terkait, kalau secara non formal, silahkan di lacak jejak digital Rollysta di laman Youtube, Kami eksis sejak 2003, jadi secara umum kami sesalkan bila ada pihak-pihak yang menggunakan nama nyaris kembar demi menumpang popularitas kelompok kami yang lebih dahulu populer, ” kata dia.
“Ya minimal etika sebagai sesama seniman musiklah,” tambahnya.
Sementara itu dihubungi via telefon selularnya, Santoso , pimpinan OM Rollysta Brow Kudus mengatakan, tidak ada larangan kami menggunakan nama Rollysta yang kebetulan hampir mirip dengan nama Rollysta lainnya.
“Toh kami dibelakangnya ada tambahan brow, yang berarti tidak sama persis dengan Rollysta yang di jepara,” kata Santoso.
Mungkin yang di Jepara panik, karena kami makin eksis dan sering pentas dengan vokalis dangdut bernama besar nasional, seperti belum lama ini dengan penyanyi Jihan Audi, bahkan kami sudah menjadwalkan pentas di 40 titik sepanjang tahun 2019 ini,” tandas Santoso.
Perlu diketahui, selain Rollysta Ozzeh yang ada di Jepara itu, nama Rollysta juga sudah ada lebih dulu, di Surabaya juga ada nama itu, ada juga New Rollysta dari Gabus pati, New Rollysta Pemalang dan yang saya pimpin OM Rollysta Brow Kudus.
Masih kata dia, Orkes Melayu yang dipimpinya juga sudah mengantongi Idakop atau semacam surat pengesahan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, yang artinya kelompok musik kami legal, terang Santoso yang juga Caleg DPRD Kudus. (J02/A01)
Komentar