JURNALPANTURA.COM, Kudus – – Rendahnya penyerapan lulusan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Kudus kepada industri perusahaan nasional, salah satunya diakibatkan karena belum terintegrasinya kurikulum pendidikan SMK dengan kurikulum kebutuhan industri.
Hal itu diungkapkan Penanggungjawab Program SMK Kawasan Industri Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus SMK NU Ma’arif Kudus Beny Yulianto dalam acara Revitalisasi SMK Penyelarasan Kejuruan yang diselenggarakan di Hotel @HOM pagi 05/11/2017.
Acara yang terselenggara dengan kerjasama Direktorat Pembina SMK Nasional yang juga dihadiri perwakilan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertrasduk) Jawa Tengah serta beberapa industri nasional.
Beny menjelaskan, acara tersebut merupakan rangkaian pengembangan SMK yang ditunjuk oleh direktorat yang bertujuan untuk menghasilkan SMK percontohan bagi SMK lain yang ada di Kabupaten Kudus serta daerah sekitarnya.
“Hal tersebut karena kurangnya lulusan siswa SMK yang terserap ke dalam industri. Termasuk lulusan SMK di Kudus, siswa yang terserap ke industri nasional hanya sekitar 10 persen” urainya.
Sedangkan, lanjut Beny, untuk keterserapan di industri lokal, lulusan siswa SMK di Kudus kurang lebih hanya 20-30 persen. Selain itu, penyerapan yang rendah juga disebabkan karena masih banyak lulusan siswa SMK yang takut untuk bekerja di luar daerah dengan berbgai faktor, diantaranya faktor jarak dan keluarga, serta ketangguhan dalam bekerja keras masih kurang.(J02 )
Komentar