Jurnalpantura.Com, Kudus – Kemunculan pasar tiban duit bathok di halaman Sekretariat JBO Desa Purworejo atau sebelah utara KUD Bae ini terinspirasi dari adanya kegiatan Jumpa Darat Crew jual beli online (JBO) setiap hari Jum’at sore.
Menurut H Maskur, melihat pasar pertemuan jual beli crew JBO yang sangat ramai itu, mereka ingin mengambil peluang baik. ”Jadi setiap copi darat tiap hari jum’at, pasti ada anggota yang membawa produk buatannya yang didagangkan. Mereka tak hanya temu darat tapi juga berjualan. Dan semua dagangan pasti habis. Laris,” ujarnya.
Meski terinspirasi dari jualan saat copi darat mereka tetap ingin memberikan keistimewaan dan keunikan tersendiri di Pasar Tiban.
Dipilihlah koin dari batok kelapa yang di pergunakan sebagai alat jual belinya. Hal ini sebagai wujud pelestarian terhadap warisan budaya nenek moyang.
”Karena batok kelapa memiliki simbul kekuatan dan persatuan, dan koin batok kelapa adalah merupakan kearifan lokal yang patut dikestarikan, Selain itu, juga sebagai simbol dan sarana angraketaken rasa kekadangan sesama anggota,” imbuhnya.
Pasar tiban ini di rencananya akan dilaksanakan tiap hari minggu, dengan suatu harapan dapat menjunjung tradisi guyup dan rukun. Sebisa mungkin variasi dagangan bisa beragam sehingga tdk akan terjadi persaingan antar pedagang.
Sesama komunitas dan pedagang akan saling membantu. ”Jadi seluruh penjual wajib menukarkan uang sepuluh ribu untuk 2 koin batok kelapa, sehingga sesama pedagangpun wajib membeli dagangannya masing2, sehingga dagangan yg dijual tetap terbeli” katanya.
Sistem sewa meja dan payung untuk pedagang juga cukup unik. Biaya sewa nya bisa dilakukan dengan pola mengangsur selama 4 minggu dan pembayaranya satu meja di bagi dua pedangang.
Suasana pasar tiban cukup rame, Ia tak menyangka antusias masyarakat diluar dugaan. Meski baru dua kali pelaksanasn, Pasar Tiban tidak pernah sepi oleh pengunjung.
Masih meneruskan metode pasar tiban yang pertama. Setiap pengunjung yang masuk diwajibkan membeli minimal dua koin batok kelapa. Setiap keeping batok kepala bernilai Rp 5 ribu.
Andi, salah satu pengunjung mengaku penasaran dengan Pasar Tiban ini. Ia datang bersama beberapa temannya, Saya tahu informasi ini dari group Facebook dan malam nya dapat info dari temannya melaui WA yang dikirim teman saya. Karena penawaranya cukup unik, maka saya datangi. Tadi saya beli lentog dan ikut belanja dengan koin batok kelapa,” ujarnya.
Salah satu pedagang Brownies dan pie Susu mengaku sangat senang dengan adanya pasar ini. Dengan adanya pasar ini, dia bisa mendapatkn omzet sembilan ratus ribu lebih dalam sekali jualan hanya dalm waktu 3 jam. Ia juga mengaku mendapat keuntungan yang lumayan.
”Saya harap ke depannya akan semakin ramai. Jadi ini bukan hanya menjadi pasar musiman,” katanya di sela-sela aktivitas Pasar Tiban hari ini, Ahad 18/03/2018.
Lain lagi, Septy pedagang yg menjual makanan wingko pisang yang unik ini
Juga merasa senang, walaupun hari ini hanya jualan sebentar karena sedang ada musibah, “Alhamdulillah wingko pisangnya terjual semua, ujarnya.
Dalam pasar tiban ini, para pembeli dan pedagang juga dihibur organ tunggal.
Bahkan, acara yang dua kali digelar ini juga mulai bermunculan dagangan unik dan makanan /jajanan yang bervariasi, misalnya lapak grabah milik Ony, wingko pisang milik Septy, pisang epek epek khas Kudus, dan berbagai dsgangan lainnya.
Direncanakan Pasar Tiban yang akan datang, diramaikan dengan kegiatan berbagai lomba lomba, baik yang bersifat edukatif untuk pendidikan bagi siswa dan siswi serta perlombaan untuk umum, seperti lomba mewarnai, fashion show, lomba stan up comedi dan kegiatan kegitan positive lainya. (Mad/J02)
Komentar