Pondok Pesantren Sebagai Benteng Terakhir Penanggulan Radikalisme Dan Bahaya Peredaran Narkoba

- Jurnalis

Selasa, 7 November 2017 - 10:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 JURNALPANTURA.COM, Grobogan – Peredaran Narkoba yang sudah masuk ke semua lini di masyarakat merupakan tantangan terbesar bagi para generasi muda di era globalisasi.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat bersilaturahmi dengan para pengasuh dan santri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin di Desa Brabo, Kecamatan Tangungharjo, Kabupaten Grobogan, Senin 06/11/2017.

Masih Menurut Drs Heru Sudjatmoko, Memerangi narkoba tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja namun harus bersama-sama oleh seluruh kalangan masyarakat. Apalagi dampak narkoba dapat merusak masa depan generasi muda.

“Tantangan paling besar tentu saja narkoba karena bisa masuk ke berbagai lapisan masyarakat. Bahkan kita sebagai orang tua pun belum tentu tahu anak-anak kita sudah menyentuh narkoba,” katanya.

Heru mengatakan pondok-pondok pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam memerangi narkoba. Sebab, ponpes lebih mengutamakan pendidikan agama dan menciptakan generasi muda yang memiliki landasan agama dan moralitas tinggi. Dengan dasar agama yang kuat diharapkan mampu menangkal peredaran narkoba di tengah masyarakat.

Baca Juga :  PKKMB UMKU: Wujudkan Mahasiswa Berkarakter dan Unggul Menuju Indonesia Emas 2045

Selain tantangan narkoba, imbuhnya, generasi muda juga sangat rentan terhadap dampak negatif dari kemajuan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi tanpa dilandasi dengan akhlak yang kuat dapat menjerumuskan mereka ke dalam perilaku yang menyimpang, seperti pornografi, radikalisme dan ujaran-ujaran kebencian yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan negara Indonesia. Ponpes memiliki andil yang sangat besar karena membekali para santrinya dengan landasan agama sangat kuat, mampu menyaring dan memilih informasi bermanfaat dan yang tidak bermanfaat.

“Adanya smartphone manfaatnya besar, tetapi kalau kita tidak punya dasar moralitas akhlakul kharimahmaka bisa terperosok. Bukan manfaat yang diperoleh tapi mudharat,” ujarnya.

Melihat potensi yang besar itu, wajar jika pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi pondok pesantren untuk bisa meningkatkan eksistensinya dengan memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan ponpes agar dapat meningkatkan kualitas para santri.

Untuk itu pemerintah memberikan bantuan sosial guna pengembangan Ponpes dan untuk Ponpes Sirojuth Tholibin sebesar 75 juta,  Lanjutnya(J02)

Berita Terkait

Dampak Pembatasan Dapodik, Guru Honorer Kurang Dua Tahun Bernasib Tidak Jelas
UMK Lantik Wakil Rektor Periode 2025-2029, Semangat Baru Wujudkan Kampus Unggul
Masan Hadiri Temu Alumni FEB, Dukung UMK Menuju Kampus Unggul
SPMB Resmi Gantikan PPDB, Empat Jalur Pendaftaran Akan Diterapkan Mulai Tahun 2025
Ikuti OMBN 2025, Sekolah Muhammadiyah Kudus Raih 10 Medali Emas
15 Dosen UMK Terima SK Lektor Kepala dan Guru Besar
UMK Migrasi Website Kampus, Jadi Lebih Modern dan Berkelas
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak lndonesia Hebat Resmi Diterapkan di Sekolah, Awali Senam Sebelum Pembelajaran
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 6 Februari 2025 - 16:04 WIB

Dampak Pembatasan Dapodik, Guru Honorer Kurang Dua Tahun Bernasib Tidak Jelas

Kamis, 6 Februari 2025 - 14:20 WIB

UMK Lantik Wakil Rektor Periode 2025-2029, Semangat Baru Wujudkan Kampus Unggul

Sabtu, 1 Februari 2025 - 17:39 WIB

Masan Hadiri Temu Alumni FEB, Dukung UMK Menuju Kampus Unggul

Jumat, 31 Januari 2025 - 16:56 WIB

SPMB Resmi Gantikan PPDB, Empat Jalur Pendaftaran Akan Diterapkan Mulai Tahun 2025

Jumat, 31 Januari 2025 - 07:00 WIB

Ikuti OMBN 2025, Sekolah Muhammadiyah Kudus Raih 10 Medali Emas

Berita Terbaru

Pohon tumbang di Jl Raya Kudus Pati, desa Terban Jekulo (Foto:JP)

Bencana Alam

Hujan Seharian, Kudus Dikepung Banjir

Kamis, 6 Feb 2025 - 18:37 WIB