Polres Kudus Hadirkan Ken Setiawan, Bekali Generasi Muda Tangkal Terorisme

Event1399 Dilihat

Jurnalpantura.Com, Kudus – Polres Kudus kembali mengadakan Focus Group Discussion yang digelar di Gedung Muria Ballroom hotel @HOM Kudus, Senin 16/04/2018.

FGD kali ini mengambil tema “Antisipasi Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi guna mewujudkan Pilkada serentak 2018 yang damai”  dengan menghadirkan Ken Setiawan, Dr Abdul Jalil dan mengundang perwakilan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa serta Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Kudus.

Kapolres Kudus AKBP Agusman Gurning Sik,MH saat membuka acara tersebut menyatakan bahwa keberagaman konflik yang terjadi atas nama suku, agama, ras dan antargolongan belakangan ini terjadi di tahun politik untuk perebutan kekuasaan.

Ketimpangan ekonomi dan beragam masalah sosial kemasyarakatan serta budaya, sedikit banyak berkontribusi terhadap kejadian tersebut. Untuk itu, salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam merajut nilai-nilai Kebhinekaan adalah membangun kembali ruang-ruang toleransi dan keberagaman sejak dini.

“Jadikanlah perbedaan sebagai kekayaan, dan perbedaan dapat disatukan dengan semangat persatuan dan kesatuan sehingga akan menciptakan kerukunan antar umat beragama,” tegas Kapolres.

Sedangkan Ken Setiawan mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII) yang kemudian mendirikan NII Crisis Center menyatakan Generasi muda rawan direkrut menjadi anggota teroris karena mudah terpengaruh paham radikalisme.

Hal itu karena para pemuda dalam perjalanan pencarian jati diri, sehingga keyakinan yang dimiliki mudah goyah. Pelaku radikal adalah korban dari lingkungan yang perekrutannya dengan cara multilifer dari satu orang ke orang lain.

”Banyak sekali pemuda yang terpengaruh paham radikal, menyimpang dari ajaran Islam. Sehingga terpengaruh mengikuti langkah teroris untuk memusuhi sesama warga Indonesia,” ujarnya saat menjadi narasumber.

Ken menceritakan, doktrin yang diberikan kepada kalangan anak muda yakni dengan meyakinkan bahwa hukum di Indonesia ini keliru karena bertentangan dengan Al-Quran. Maka dari itu orang yang tidak menganut hukum Islam, dianggap kafir dan halal darahnya atau layak untuk dibunuh.

Selain Ken Setiawan, Dosen IAIN Kudus DR Abdul Jalil saat jadi nara sumber menyatakan Ada tiga pihak yang tidak mungkin dapat terpisahkan dalam kepentingan yaitu ekonomi, politik, dan ideologi. Apalagi saat Pilkada, ketiganya saling membutuhkan sebagai penggerak politik.

“Beragama, berideologi yang benar adalah
Kekuatan diri sendiri untuk bisa jadi baik dan di bantu oleh kekuatan Allah SWT,” tegasnya

Hadir dalam acara tersebut Kapolres Kudus beserta Pejabat utama, Kapolsek jajaran, Kadisdikpora, Kemenag, mahasiswa, pelajar, karang taruna serta ponpes Kabupaten Kudus.

Komentar