Jurnalpantura.Com, Sukoharjo – Warga Jawa Tengah siap menyukseskan pilkada dengan damai dan tenteram. Tidak perlu ada gegeran karena semua bersaudara. Berbeda pilihan semestinya tidak dijadikan masalah. Yang penting justru meningkatkan kerukunan dan ukhuwah islamiah. Jangan sampai perbedaan membuat perpecahan.
Hal itu diungkapkan Habib Syech Abdul Qodir Assegaf di sela-sela Jateng Bersalawat di Alun-alun Sukoharjo, Senin 23/01/2018 malam. Selain ribuan syekher mania dari berbagai daerah, hadir pula dalam acara rutin yang diselenggarakan Pemprov Jateng tersebut, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, serta Forkompinda setempat.
Ditambahkan, pada pemilihan kepala daerah dan presiden, masyarakat yang mempunyai hak pilih diberi kebebasan memilih calon yang disuka. Namun bukan untuk saling berkelahi atau berselisih. Dia meminta warga untuk memilih calon pemimpin dengan sadar dan hati nurani yang baik, jangan terpancing oleh informasi-informasi hoax, hujatan, menjelek-jelekan orang, serta hal-hal bersifat provokatif lainnya.
“Berita hoax kok dipercaya semua. Sudahlah tutup semua yang seperti itu, jadilah orang yang bisa memberi manfaat. Sudah tahu itu berita bohong dan tidak memberi manfaat, tapi disebar ngalor-ngiduldiceritakan semua orang,” terangnya.
Ulama kelahiran Surakarta itu meminta seluruh masyarakat agar tidak saling menghujat maupun menjelek-jelekkan orang lain. Menurutnya, manusia itu sumber kejelekan, sehingga tidak perlu mengumbar kekurangan orang lain. Jika ada yang menceritakan kejelekan orang lain, lebih baik berdiam atau jangan didengarkan.
“Anda adalah mbah-mbahnya wong elek, kamu itu sumber kejelekan kok mengumbar kejelekan orang lain,” sorotnya.
Habib menegaskan, masyarakat jangan gampang percaya dan terpancing terhadap apapun yang terjadi. Apabila ada yang tidak baik maka didoakan bersama-sama supaya menjadi baik, dan yang sudah baik menjadi lebih baik. Sehingga hati menjadi tenteram dan tidak pusing memikirkan berbagai informasi yang ada.
Senada disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo. Dengan bersalawat, tahun politik akan berjalan lancar dan tidak geger. Karena dalam bersalawat semua berdoa meminta agar kondusivitas tetap terjaga, ada orang saling hujat, selalu menjaga kerukunan, dan menjaga NKRI,
“Ini nilai-nilai yang penting karena di situlah ketenteraman berbicara. Salawatan ini menggugah kita semua semakin mendekatkan diri pada Allah, kita harus belajar menjadi orang yang bertanggung jawab,” jelasnya.
Berkat sering bersalawat, kata Ganjar, mampu membangun dan memperbaiki mental spiritual ASN di lingkungan Pemprov Jateng. Salah satunya dengan terkumpulnya dana pada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng. Zakat, infaq, dan sadaqah yang semula Rp 600 juta per bulan sekarang mencapai Rp 2,1 miliar per bulan.
Potensi inilah yang bisa dimanfaatkan yang membantu warga miskin yang membutuhkan berbagai bentuk bantuan.
“Melalui cara ini setidaknya ada solidaritas ASN dalam menjalankan tugas-tugas sosialnya. Yang berobat tidak bisa membayar bisa dibantu Baznas, yang sekolah butuh biaya bisa dibantu, pondok pesantren, serta guru madrasah,” tandasya. (J02)
Komentar