Petani Kecamatan Dawe Diajak Sistem Organik yang Tepat

- Jurnalis

Senin, 8 Oktober 2018 - 13:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BENAHI ALAM. Para petani menyadari bahwa penggunaan pupuk kimia merusak tanah. Namun mereka merasa selama ini belum ada pihak yang mengajarkan cara bertanam organik berkesinambungan.

BENAHI ALAM. Para petani menyadari bahwa penggunaan pupuk kimia merusak tanah. Namun mereka merasa selama ini belum ada pihak yang mengajarkan cara bertanam organik berkesinambungan.

Dawe,- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus yang dipimpin Catur Sulistiyanto S.Sos MM, terus menyebar virus kebaikan yakni mengajak petani untuk menanam secara organik. Kali ini petani Kecamatan Dawe yang mendapat undangan untuk mengikuti pelatihan “petani dan pelaku Agribisnis” di Balai Desa Cranggang kecamatan Dawe, Senin (08/10).
Kartoyo, Koordinator BPP Kecamatan Dawe, mengungkapkan bahwa pemilihan lokasi di Kecamatan Dawe sebelah timur yakni desa Cranggang sebab para petaninya selama ini untuk mengolah lahan sudah menggunakan bahan pupuk organik. Yaitu kotoran ayam dari para peternak ayam pedaging.
“ Kalau dari jalan kelihatan ada karung-karung berserakan di lahan pertanian, itu adalah isinya kotoran ayam dari kandang-kandang peternakan ayam pedaging sekitar sini. Namun, itu pupuk belum matang atau siap untuk ditebar di lahan. Karena itu mereka (petani) kita undang kesini supaya mendapatkan pencerahan langsung dari para praktisi organik Akar Tani Makmur ,” kata Kartoyo.

MENGAJAK PETANI. Kartoyo, Koordinator BPP Kecamatan Dawe saat menyampaikan sambutan pelatihan agribisnis untuk mengajak petani menanam secara organik dengan tepat sesuai aturan.

Diharapkan, sambungnya, setelah mengikuti pelatihan ini mereka semua menjadi paham sehingga bisa segera mempraktekkan di lahan pertanian masing-masing. Sebab, ketika mereka menggunakan pupuk organik maka tidak akan mengeluh lagi pupuk kimia langka ataupun pupuk mahal. Sebab sudah tercukupi dari sekitar sendiri.
“ Mereka ini sebenarnya juga memahami kalau pupuk kimia itu merusak tanah. Namun, ya itu tadi masih mengacu pada pola tanam bahwa kalau belum memakai pupuk kimia itu belum mupuk tanaman ,” imbuhnya.
Tukimin, praktisi petani organik dari Akar Tani Makmur (ATM), mengungkapkan bahwa pertanian organik tidak hanya bisa dilakukan pada padi. Namun juga bisa dilaksanakan pada tanaman kencur. Tetapi terkait dengan pangsa pasar, harga kencur organik masih sama dengan kencur dengan pola biasa.
“ Kalau untuk padi organik, kami bisa menjualnya per kilogram Rp 23-25 ribu. Padahal jumlah bibit yang ditanam untuk pola organik jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan pola tanam biasa yang dilakukan petani selama ini. Ya bedanya perlu ketelatenan untuk perawatan ,” terang Tukimin.
Pelatihan yang lebih banyak menggunakan cara diskusi tersebut terungkap bahwa para petani di wilayah Kecamatan Dawe terutama Desa Cranggang sudah mengerti dan memahami bahwa cara organik bisa menjaga kondisi tanah. Namun karena ingin cepat mendapatkan hasil, maka menggunakan pupuk kimia. Meski dampaknya membuat tanah menjadi keras atau tidak gembur lagi.
“ Cara melihat lahan pertanian masih subur alami dan tidak itu mudah. Secara kasat mata, kalau di sawah atau kebun itu masih ada cacing-cacing hidup maka masih subur. Tetapi kalau tidak ada maka lahan sudah rusak atau mati karena kebanyakan penggunaan pupuk kimia ,” tuturnya.
Lebih lanjut Tukimin menerangkan bahwa pupuk dari kotoran ayam yang sudah diterima para petani dari peternak ayam pedaging harus mengalami proses pematangan terlebih dahulu. Sehingga nanti saat ditaburkan ke lahan sudah ada bakteri yang bertugas menggemburkan tanah.
“ Bisa menggunakan MOL atau juga EM4. Untuk EM4 bisa membeli di toko-toko pertanian. Sedangkan MOL bisa membuat sendiri dengan bahan baku dari sekitar rumah. Sangat mudah. Hanya butuh tenaga dan ketelatenan, nanti diajari caranya ,” imbuhnya. (*)

Baca Juga :  Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Satpol PP kudus Tutup Toko Modern

Berita Terkait

BGN Buka Peluang UMKM dan Katering Bergabung Program Makan Bergizi Gratis
Inflasi Kudus Tembus 0,59% pada Desember 2024, Komoditas Pangan Jadi Faktor Utama
Harga Beras dan Cabai di Kudus “Bikin Nangis” di Awal Tahun 2025
Dinsospermasdes Jepara Gelar Penguatan Kapasitas BUMdes dan BUMdesMa
Harga Kebutuhan Pokok di Kudus Cenderung Stabil Menjelang Nataru 2024
Stok Elpiji di Kudus Aman, Pemkab Belum Ajukan Penambahan Fakultatif Menjelang Nataru
Inflasi Kudus November 2024, Komoditas Pangan Jadi Pemicu Utama
SMK Muhammadiyah Ponpes Jekulo Gelar Job Fair, Buka Peluang Kerja untuk Lulusan dan Pencari Kerja
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Januari 2025 - 12:48 WIB

BGN Buka Peluang UMKM dan Katering Bergabung Program Makan Bergizi Gratis

Sabtu, 4 Januari 2025 - 11:46 WIB

Inflasi Kudus Tembus 0,59% pada Desember 2024, Komoditas Pangan Jadi Faktor Utama

Kamis, 2 Januari 2025 - 15:16 WIB

Harga Beras dan Cabai di Kudus “Bikin Nangis” di Awal Tahun 2025

Minggu, 22 Desember 2024 - 18:34 WIB

Dinsospermasdes Jepara Gelar Penguatan Kapasitas BUMdes dan BUMdesMa

Jumat, 13 Desember 2024 - 14:50 WIB

Harga Kebutuhan Pokok di Kudus Cenderung Stabil Menjelang Nataru 2024

Berita Terbaru

Bupati Kudus Terpilih Sam'ani Intakoris dilokasi longsor (Foto:JP)

Bencana Alam

Berpeci dan Bersarung, Sam’ani Kunjungi Lokasi Longsor di Rahtawu

Jumat, 17 Jan 2025 - 20:32 WIB

Warga menambal Jalan Penghubung antara Kalirejo, Undaan - Wilalung, Demak (Foto:J02)

infrastruktur

Swadaya, Warga Kalirejo Kudus Tambal Jalan Penghubung Buatan BBWS

Jumat, 17 Jan 2025 - 15:47 WIB

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto:istimewa)

Korupsi

Kredit Fiktif BPR Jepara Artha, KPK Periksa Dian Kristiandi

Jumat, 17 Jan 2025 - 01:04 WIB