Paguyuban Petani Padimas Baturetno Antusias Budidaya Pisang Cavendis Dan Pisang Raja

- Jurnalis

Sabtu, 16 September 2017 - 06:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JURNALPANTURA.COM, Wonogiri –  Para pecinta pertanian pisang yang tergabung dalam komunitas petani PADIMAS mengharapkan bisa mengembangkan budidaya tanaman pisang, jenis pisang yang laris di pasaran dan dengan penegelolaan yang baik. Pasalnya, dengan pengelolaan yang baik serta dg memilih komoditas jenis pisang yang tepat, hal ini akan lebih menguntungkan petani karena memiliki pangsa pasar tersendiri dan menjadi kebutuhan rutin setiap hari.

Selain itu, dengan mengembangkan budidaya pisang melalui pola organik diharapkan dapat mengembalikan kesuburan tanah. Pada umumnya tanah pertanian kita sudah terkontaminasi dan dirusak dengan obat atau pupuk kimia, sehingga berdampak pada kondisi tanah yang keras dan menyebabkan tanah tidak produktif.

Harapan itu diutarakan Cak Hary dan Rochmad sang pelopor bertani pisang organik asal Kudus dan juga wirausahawan yang bergerak di bidang pertanian, saat temu shilaturahim penyuluhan dihadapan komunitas petani-petani intelektual dan pecinta pertanian organik di Baturetno Wonogiri, beberapa pekan lalu.

Hadir dalam kesempatan acara penyuluhan tersebut adalah, kepala desa Glesungrejo Andi Wirawan, Direktur Lembaga Peduli Remaja CERIA Akbar Riyadi, SPd, perwakilan Yayasan As Salamah Baturetno Dwi Panggo, AMD. SPd, Kepala sekolah MIM Mbamban Sudarmo, MPdi, Wakasek SMA 1 Baturetno Sulistyo widodo, MPd, kepala sekolah SDIT Ibnu Sina Suwarni SAg, ketua paguyuban  arisan padi mas Baturetno Muhammad Aziz, dan perwakilan kelompok tani desa Balepanjang Jamin dan puluhan peserta dari  pengurus DPC PKS se kecamatan Baturetno Wonogiri.

“Masyarakat saat ini dan kedepannya akan semakin teliti untuk memenuhi kebutuhan pangannya, khususnya jenis buah buahan termasuk buah pisang harus bersih dari unsur kimia. Hal ini  akan memberikan keuntungan kepada para petani pisang organik, karena jelas pasarnya terbuka luas. Jadi peluang untuk mengembangkan usaha budidaya pisang ini sebenarnya sangat besar,” ujarnya.

Yang menjadi kendala, tambah pria yang selalu berpenampilan sederhana ini, “umumnya para petani awalnya itu pada semangat menanam, namun setelah tumbuh pada malas merawat”. Sehingga berdampak pada kualitas hasil panen yang tidak memuaskan alias kecil kecil, yang pada gilirannya tidak laku di pasaran”. tambahnya.
Sebenarnya kalau ditangani serius dan dengan perawatan yang intensif, melalui  bertani pisang akan  memberikan keuntungan yang besar bagi para petani.
Bahkan menanam pisang dan dengan perawatan yg intensive, melalui bertani pisang bisa menjadikan seorang petani gajian tiap bulan atau bahkan bisa passive income seperti pensiun sepanjang tahun.“Bila tahun ini menanam 1000 pohon maka tahun depan pohon pisang akan berkembang menjadi 3000 bahkan lebih” ujar Rochmad dihadapan peserta.
“Saya mengingatkan bagi petani yang tertarik bertani pisang, agar memahami  pola pola yang sudah diajarkan oleh Tuhan sang pencipta bumi ,” terangnya.
“Rumusnya dari Tuhan itu sederhana, tanah yang baik tanamannya subur subur, sedang tanah yang jelek tanamannya tumbuh merana” demikian terang Taufiq
Jadi, selain perawatan dan pemupukan pohon atau tanaman, untuk menghasilkan panen yang bagus dan laris di pasaran harus memilih jenis komoditas pisang yang diminati masyarakat, jenis buah pisang yang diminati oleh masyarakat adalah pisang Raja, pisang ambon, cavendis, emas dan pisang kepok kuning atau kapok pipit, kelima jenis pisang tersebut laris dipasaran dan mengalami kekurangan pasokan.

Baca Juga :  Lindungi Petani, Camat Undaan : Kaji Ulang Import Beras

Kuncinya adalah pada kesuburan tanah, rata rata kegagalan para petani pisang disebabkan karena tanah sudah tidak subur sehingga produksinya menurun, oleh karena itu, manusia harus mencari solusi dan ada upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang sudah rusak tersebut.

Di sekitar kita Tuhan telah memberikan banyak bahan-bahan baku nya baik berupa tumbuh tumbuhan dan tanaman yang bisa diolah untuk dijadikan jamu bagi kesehatan tanah yang sudah sakit. Karena pada hakekatnya dalam hal pertumbuhan tumbuh-tumbuhan memiliki kesamaan dengan makhluk hidup lainnya, bila tercukupi dengan seimbang kebutuhan karbohidrat, mineral, serat, mineral dan asam amino, maka dipastikan tanaman tersebut akan sehat dan subur dengan hasil buah yang memuaskan.
Pada kesmpatan itu, taufiq menceritakan tentang perawatan tanaman dengan pola organik ala formula cak Hary kawannya seorang pencetus formula jamu sehat tanaman . Selain itu. Cak Heri bersama komunitas bengkel bumi telah melakukan penelitian dan uji coba selama 8 tahun, dan hasilnya luar biasa, hasil panen dengan menggunakan formula jamu buatannya, bisa lebih cepat dan lebih subur, misalnya tanaman padi semula satu hektar hanya bisa panen 6 – 8 ton dengan formula JST (red: nama jamu buatannya) bisa menghasilkan 13 ton per hektar. Demikian pula uji coba untuk tanaman pisang di Lampung, hasilnya 3 kali lipat dengan menggunakan pupuk jamu sehat tanaman

Dan Cak Hari memiliki komitmen, setelah uji coba ini berhasil lalu akan terus disebarkan temuannya  ini agar dipraktekkan oleh sahabat-sahabat petani yang lain di seluruh Indonesia.
Unsur unsur atau bahan bahan pupuk JST tersebut adalah,  buah maja 15 buah, lidah buaya 5 kg,waluh 2 kg, katul 5 kg, gula merah 5 kg, tepung beras 5 kg, air kelapa 50liter, air leri 50 liter, susu murni 5 liter, susu kotak batita 3, lalu dilakukan fermentasi selama empat belas hari maka jadilah JST pupuk organik yang memiliki kandungan karbohidrat, serat, protein, mineral, dan asam amino yang bisa menyehatkan tanaman dan mengembalikan kesuburan tanah.Bagi warga yang menginginkan konsultasi dan ingin lebih mengetahui tentang budidaya pisang bisa menghubungi   0819 1402 0218 a/n Taufik.(R.H/J02 )

Berita Terkait

Tingkatkan Kualitas Panen, 11 Kelompok Tani di Kudus Terima Bantuan Mesin Pertanian
Bantu Petani Basmi Hama, Personel Gabungan Kudus Gropyok Tikus di Sawah Undaan
Gelar Gerakan Pangan Murah, Dispertan Kudus Sediakan Enam Ton Beras Murah untuk Masyarakat
Gerakan Pangan Murah Dispertan Kudus Dibawah Harga Pasaran, Berikut Daftarnya
Kopi Muria Antarkan DSA Pattimura Kudus Juara 1 di KBA-DSA Innovation Award 2024
Mahasiswa Agribisnis UMK Bergelar Petani Milenial Penggiat Ekpor Rempah Nasional 2024
422 Petani Gagal Panen Akibat Banjir di Kudus Terima Bantuan
Budidaya Tiga Varietas Tembakau di Sawah Desa Gulang Hasilnya Bagus
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 10 Desember 2024 - 15:35 WIB

Tingkatkan Kualitas Panen, 11 Kelompok Tani di Kudus Terima Bantuan Mesin Pertanian

Jumat, 1 November 2024 - 15:17 WIB

Bantu Petani Basmi Hama, Personel Gabungan Kudus Gropyok Tikus di Sawah Undaan

Jumat, 11 Oktober 2024 - 16:56 WIB

Gelar Gerakan Pangan Murah, Dispertan Kudus Sediakan Enam Ton Beras Murah untuk Masyarakat

Jumat, 11 Oktober 2024 - 10:36 WIB

Gerakan Pangan Murah Dispertan Kudus Dibawah Harga Pasaran, Berikut Daftarnya

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 00:47 WIB

Kopi Muria Antarkan DSA Pattimura Kudus Juara 1 di KBA-DSA Innovation Award 2024

Berita Terbaru

Komisi D DPRD Kabupaten Jepara (Foto:J08)

infrastruktur

Ketua Komisi D DPRD Sidak Proyek infrastruktur Jalan dan Drainase

Sabtu, 14 Des 2024 - 17:00 WIB