Jurnalpantura.id, Kudus – Setelah beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah berubah menjadi Universitas, dan bernama Universitas Muhammadiyah Kudus.
Hal itu terjawab setelah Ketua Stikes Muhammadiyah Kudus Rusnoto, bersama lima Sekolah Tinggi di Lingkungan Muhammadiyah yang lain diundang untuk menghadiri Milad Muhammadiyah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan yang di hadiri oleh Presiden RI Joko Widodo.
Ketua Stikes Muhammadiyah Kudus yang dihubungi melalui sambungan telepon selularnya, menyampaikan, dirinya di undang oleh Dikti Litbang PP Muhammadiyah untuk hadir ke Stikes Muhammadiyah, guna menerima penyerahan SK Status Perubahan “Kampusnya” yang diserahkan langsung oleh Presiden.
“Saya diundang ke Lamongan, agenda utamanya adalah peresmian Masjid kampus Stikes Muhammadiyah Lamongan dan Peringatan Milad ke 106 Muhammadiyah, namun salah satu agenda pentingnya adalah penyerahan Surat Keputusan Perubahan Status atas enam sekolah tinggi di lingkungan Muhammadiyah menjadi Universitas termasuk Stikes Muhammadiyah Kudus, sebagai salah satu penerimanya,”ujar Rusnoto, Senin 19/11/2018.
Ditambahkan oleh Rusnoto, dalam kesempatan tersebut di sela acara, para pimpinan kampus dipersilakan naik ke podium. Kemudian disusul oleh Jokowi yang siap menyerahkan SK perubahan status perguruan tinggi.
Dalam acara itu, Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menristekdikti M Nasir, Mendikbud Muhadjir Effendy, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
“Alhamdulillah setelah lama isu itu merebak, akhirnya kini SK perubahan status menjadi Universitas benar-benar sudah ada di tangan,” katanya.
Selain Stikes Muhammadiyah Lamongan, perguruan tinggi Muhammadiyah yang mendapat SK perubahan status adalah Stikes Muhammadiyah Kudus, Stikes Muhammadiyah Wonosobo, Stie Ahmad Dahlan Jakarta, Akademi Kebidanan Aisyiyah Banten, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Sorong.
Selumnya media ini mencoba konfirmasi, Rizka Himawan, wakil Ketua Stikes Muhammadiyah Kudus, namun Rizka tak berani secara resmi menyatakan kebenaran isu tersebut.
“Saya juga mendengar begitu, bahkan dari kalangan terbatas dalam bentuk soft copy yang justru ‘bocor’ ke sejumlah staf. Namun kami selaku pimpinan Stikes berpendapat sebelum menerima hard copy berupa surat ‘asli’ maka kami belum layak mendeklarasikan sebagai Universitas,” ujarnya saat itu.
Dengan berubahnya nama Stikes Muhammadiyah menjadi Universitas,Kini jumlah Universitas di kota kretek ini bertambah satu lagi. (J02/A01)
Komentar