Jurnalpantura.id, Kudus – Pertemuan antara Jemaah Umroh dengan keluarga pemilik Biro Perjalanan Haji dan Umroh Goldy Mixalmina Kudus pada Rabu 21/02/2024 diwarnai isak tangis hingga pingsannya salah satu jemaah.
Pasalnya, pada pertemuan tersebut tidak menemukan solusi bahkan keluarga pemilik biro terkesan lepas tanggungjawab.
Diperkirakan ada sekitar 192 Jemaah Umroh yang gagal berangkat disebabkan kaburnya CEO Goldy Mixalmina yang berkantor di Jalan Kyai Telingsing Desa Demangan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus.
Direktur sekaligus CEO Goldy Mixalmina, HM Zyuhal Laila Nova diduga kabur membawa uang calon jemaah yang totalnya lebih dari 4 miliar rupiah.
Kecurigaan bermula ketika biro perjalanan tidak segera memberangkatkan para calon jemaah sesuai jadwal yang sebelumnya telah disampaikan.
Dian Vina, salah satu calon jemaah umroh dari Kudus menceritakan, rencananya ia bersama 8 orang keluarganya ingin menunaikan ibadah umroh melalui biro perjalanan tersebut.
Tergiur dengan promo yang ditawarkan biro pada Agustus 2023 lalu, ia pun langsung membayar lunas biaya perjalanan umroh satu keluarganya.
“Waktu itu (Agustus 2023) langsung saya bayar lunas semua, totalnya 210 juta rupiah, lunas,” kata Dian di lokasi pertemuan. Rabu 21/02/2024 sore.
Menurut Dian, ia bersama keluarganya dijadwalkan berangkat umroh pada tanggal 18 Februari 2024. Namun sampai hari ini, tidak ada kejelasan kapan akan berangkat umroh.
“Jadi saya dan keluarga saya merasa dirugikan oleh pihak biro tersebut,” ucapnya.
Bahkan saat mediasi dengan pihak keluarga Zyuhal, orang-orang terdekat dari pemilik biro itu pun tidak memberikan solusi apapun. Bahkan menurut Dian, pihak keluarga itu angkat tangan atas permasalahan yang ada.
Sebab itu, dengan tegas, Dian meminta agar uang yang telah dibayarkan untuk umroh, dikembalikan.
“Kami mau uang kembali, kami tidak percaya lagi dengan biro tersebut,” tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Syamsiyah. Warga dari Kabupaten Pati itu mengatakan, ada 19 orang yang meminta penjelasan darinya tentang waktu pemberangkatan umroh.
Meskipun dia tidak ikut membayar biaya umroh ke biro, namun Syamsiyah adalah orang yang dipercaya para tetangganya tentang perjalanan umroh tersebut karena pada 2022 lalu berangkat menggunakan biro tersebut.
Syamsiyah mengaku sering ditanya kapan waktu pemberangkatan oleh tetangganya. Terakhir berkomunikasi dengan CEO biro, pada tanggal 14 Februari, saat menemani 19 calon jemaah mengikuti manasik umroh dengan biro tersebut.
Awalnya rombongannya dijadwalkan berangkat pada 19 Februari 2024, tapi ternyata tidak jadi diberangkatkan hingga saat ini.
“Jadi 19 jemaah ini menuntut uang dari saya, dari mana saya dapatkan uang 400 juta rupiah itu? Saya hanya mengantarkan, mereka juga yang langsung mengirimkan uang ke Lyla (Zyuhal), ada BRI dan Mandiri,” katanya.
Syamsiyah sangat berharap dan berdoa, agar Zyuhal segera kembali ke keluarganya dan bertanggungjawab atas masalah yang terjadi saat ini.
“Mas Lyla, tolong terketuk hatimu, kembalilah pada keluargamu, kembalikan uang kami, saya tidak lapor polisi, saya tidak menuntut apapun kecuali kembalikan uang jemaah kami, semoga hati mas Lyla terketuk, kasihani kami, kasihani saya, saya bukan siapa-siapa yang harus bertanggungjawab,” harapnya.
Sementara itu, ayah dari Zyuhal, H Nailal Huda menjelaskan bahwa dirinya tidak tahu apa-apa tentang permasalahan anaknya tersebut.
“Saya gak tahu apa-apa, saya orang tuanya, saya gak tahu permasalahannya,” terangnya di lokasi pertemuan.
Sebagai orang tua, Huda hanya berusaha menghormati orang-orang yang meminta penjelasan tentang permasalahan yang menyangkut anak kandungnya itu.
“Saya hanya menghormati, karena itu anak saya, gitu aja,” ucapnya. (J02/A01)