Jurnalpantura.id, Kudus – Bupati Kudus, HM Tamzil bersama wakilnya Hartopo memgunjungi Fitriyana, salah satu penderita hidrosefalus asal Desa Honggosoco yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Loekmono Hadi Kudus, Senin 21/01/2019.
Dihadapan awak media, Tamzil menjelaskan bahwa Fitriyana dirawat di RSUD dr. Loekmono Hadi sejak Sabtu 19/01/2019 lalu. Fitriyana merupakan penderita hidrosefalus kedua di Kudus yang mendapatkan rujukan ke RSUP dr. Karyadi Semarang. Setelah sebelumnya, Ulil Albab penderita kasus yang sama juga dirujuk kesana.
“Di Honggosoco ditemukan tiga penderita hidrosefalus, yakni Ulil Albab, Fitriyana dan M Zacky Firujatullah. Ulil Albab kemarin sudah dirujuk ke Karyadi untuk mendapatkan penanganan karena mengalami gangguan urogenital atau saluran kencing. Lalu Fitriyana ini dan satu lagi Zacky masih dirawat di rumahnya,” jelas dia.
Berdasarkan hasil Computed Tomography (CT) Scan Kepala dan penegakan diagonis yang dilakukan oleh dokter ahli RSUD dr. Loekmono Hadi, diketahui bahwa anak berusia 3 tahun itu juga mengidap penyakit tambahan.
“Tidak hanya menderita hidrosefalus, ternyata dia juga menderita penyakit bawaan berupa gangguan saluran menuju otak. Dalam waktu dekat Fitriyana akan dipulangkan terlebih dahulu. Setelah kondisinya membaik, nantinya ia akan menjalani pemeriksaan dan tindakan lanjutan untuk menyalurkan cairan yang ada di otaknya menuju perut,” ujar Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dr. Aziz Achyar saat mendampingi Tamzil Hartopo berkunjung di Ruang Bugenvil 2.
Sebagaimana instruksi dari Bupati Kudus, dr. Aziz Achyar menegaskan pihaknya akan mengutus salah satu dokter ahli untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan perkembangan penyakit hidrosefalus secara rutin kepada tiga warga Honggosoco tersebut.
Keluarga penderita hidrosefalus tersebut nantinya juga akan didaftarkan dalam progam Pendamping Keluarga Harapan (PKH). Untum keluarga Fitriyana, nantinya akan menerima bantuan sambungan listrik karena Hariyanti (ibu Fitriyana) mengaku selama ini belum ada sambungan listrik di rumahnya. Selain itu, pihak keluarga juga mendapatkan bantuan 150 ribu rupiah dari progam santunan untuk keluarga yang menjaga pasien.
Tamzil mengaku agak kecolongan karena mengetahui adanya penderita hidrosefalus dari media. “Kami meminta DKK untuk pemantauan data kesehatan di Kudus agar kejadian seperti ini bisa ditangani dengan cepat dan tepat,” ujarnya.
Selanjutnya, dirinya meminta agar DKK mengkaji lebih lanjut penyebab penyakit ini karena ketiga penderita hidrosefalus asal Honggosoco. Dibawah penanganan Dinas Sosial P3AP2KB dan Dinas Kesehatan, Tamzil berharap kasus-kasus hidrosefalus di Kudus bisa segera ditangani. (J12/A02)
Komentar