Kebijakan Two in One untuk Petani Japan

- Jurnalis

Kamis, 15 November 2018 - 11:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KUALITAS. Catur Sulistiyanto, Kadispertanpangan Kudus, saat membuka pelatihan petani kopi di Desa Japan.

KUALITAS. Catur Sulistiyanto, Kadispertanpangan Kudus, saat membuka pelatihan petani kopi di Desa Japan.

Dawe,- Menindaklanjuti program Bupati Kudus HM Tamzil saat hadir pada pameran pertanian 2018 beberapa waktu di Balai Jagong yang mencanangkan kopi muria menuju dunia, Catur Sulistiyanto S.Sos MM selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus menggelar pelatihan petani kopi di desa Colo dan Japan, Kamis (15/11).

Pelatihan ini diikuti 50 peserta berasal dari petani kopi ini juga mengajak petani untuk menanam siyem.

“ Ini merupakan rangkaian pelaksanaan dari program Bapak Bupati Kudus, HM Tamzil untuk membawa kopi muria menuju dunia dan petani kopi sejahtera. Bapak Bupati prihatin dengan kondisi penjualan hasil panen kopi muria yang mentahan keluar kota ,” ujar Catur Sulistiyanto dalam sambutannya.

SEMANGAT. Para peserta memenuhi ruangan di rumah warga untuk mengikuti pelatihan cara menanam dan memanen kopi dengan hasil terbaik.

Dijelaskan, berdasarkan sejarahnya Desa Japan dan Colo merupakan lahan pertama kali daerah penanaman kopi yang dibawa oleh Belanda untuk jamuan ratu Wilhelmia. Oleh karena itu meski dalam uji citarasa kopi muria robusta beberapa waktu lalu Japan kalah dengan Colo, namun setelah diuji oleh juri bersertifikasi amerika tentu kelasnya menjadi naik.

“ Karena itu nanti akan diajari bagaimana cara menanam sampai memanen yang baik dan berkualitas. Sehingga kedepan hasil olahan kopi muria akan menjadi olahan, tidak lagi dijual mentahan. Nanti tidak ada lagi kopi japan, colo atau ternadi. Tetapi kopi Muria. Selain itu nanti tim pak Bupati juga sedang merumuskan badan hukum bentuk koperasi yang menampung kopi kopi berkualitas dari lereng muria ,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala Dinas yang baru saja merayakan ulangtahun ini juga mengenalkan agar petani desa Japan menanam siyem atau jipang. Sebab saat ini sudah ada pelaku usaha yang sedang membutuhkan bahan baku siyem.

“ Sejarahnya kan Siyem dari japan ini berkualitas paling bagus untuk wilayah Kudus dan setara dengan Dieng Wonosobo. Daripada mereka mengambil jauh kesana tentu lebih baik mengambil dari lereng muria. Jadi istilahnya begini, menanam kopi adalah pokok, menanam siyem adalah sampingan untuk menambah pendapatan. Siyem ini bisa ditanam di halaman rumah masing-masing. Rata-rata rumah di Japan kan halamannya cukup luas dan bisa untuk menanam dua sampai tiga tanaman ,” imbuhnya.

Baca Juga :  H-2 KPU Kudus Mulai Distribusikan Logistik Ke PPK
ORGANIK. Kartoyo, Koordinator BPP Dawe menjelaskan cara menanam kopi yang baik adalah menggunakan pupuk organik, bukan pupuk kimia sintetis.

Menanggapi hal ini, Sigit Triharso, Kepala Desa Japan, menyatakan sangat mendukung kegiatan pelatihan petani kopi di tempatnya. Sebab hal ini diharapkan akan meningkatkan kualitas produksi kopi muria.

“ Terimakasih pada pak Catur ( Kadispertanpangan Kudus) sudah memberikan pelatihan petani kopi di desa kami. Ini yang kami tunggu-tunggu, meskipun pada lomba uji citarasa kemarin kalah. Namun kita jadi paham kekurangan dan kualitas kopi kita ,” kata Sigit  Triharso.

Sementara Kartoyo, Koordinator BPP Kecamatan Dawe, selaku narasumber pelatihan mengajak petani untuk menerapkan pola tanam dengan pupuk organik. Sebab, pemakaian pupuk kimia sintetis yang sudah bertahun-tahun membuat tanah di lereng muria menjadi tidak subur lagi atau sakit.

“ Tadi ada yang bertanya, kenapa pemakaian pupuk semakin banyak kok hasilnya panen tidak banyak ?. Ini masalahnya adalah tingkat kesuburan tanah main menurun. Akibatnya produksi tanaman juga menurun. Oleh karena itu, untuk meningkatkan atau mengembalikan tanah subur lagi maka lebih baik menggunakan pupuk organik. Orang sini biasa menyebutnya pupuk kandang atau kompos ,” terang Kartoyo.

NAIK KELAS. Modin desa Japan menyambut kebijakan Pemkab Kudus melalui Dinas Pertanian dan Pangan meningkatkan kelas kualitas kopi muria.

Digambarkan, pada masa lalu kondisi tanaman di hutan tidak ada yang memberikan pupuk kimia namun kondisinya sangat subur dan berbuah terus menerus. Hal ini karena tanah mendapatkan pupuk kompos dari dedaunan yang jatuh serta kotoran hewan setempat.

“ Jadi ada dua keuntungan menggunakan pupuk organik. Pertama kesuburan tanam kembali sehingga produksi meningkat. Kedua, tidak perlu lagi membeli pupuk kimia yang harganya cenderung naik bahkan kada minim di pasaran. Pupuk kandang bisa didapatkan dari para peternak di sekitar kita. Selain itu, penggunaan pupuk kimia juga menurunkan kualitas nilai jual kopi. Hal ini sudah dibuktikan oleh juri pada lomba uji citarasa kopi di Balai Jagong. Mereka bisa mencium kopi yang tumbuhnya kena pupuk kimia. Nah itu kalah nilainya. Oleh karena itu, mari kita menanam kopi berkualitas dengan pupuk organik. Kemudian panennya juga yang betul-betul matang ,” tandasnya. (*)

Berita Terkait

Lima Mahasiswa IAIN Kudus Berangkat ke Program ITHLA Abroad di Asia Tenggara
Pegadaian Peduli Liga 2 Kunjungi Kudus, Gelar Penanaman Pohon hingga Coaching Clinic
Pj Bupati Nonaktifkan Munawir Aziz sebagai Staf Khusus Pemkab Kudus
Layak Pimpin Jateng, Emak-emak di Kudus Deklarasi Dukung Sudaryono Jadi Gubernur
Polsek Kudus Kota Ungkap Sejumlah Kasus, Mulai Penipuan Hingga Curanmor
Aktivis Anti Kekerasan dari 10 Negara Kunjungi Madrasah di Pati
Tetap Kompak dan ‘Seduluran Selawase’, Mantan Kepala Desa se Kudus gelar Halal Bihalal
Penuhi Stok yang menipis, PMI Kudus Buka Lapak Donor Darah di CFD
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 23 Oktober 2024 - 16:02 WIB

Lima Mahasiswa IAIN Kudus Berangkat ke Program ITHLA Abroad di Asia Tenggara

Minggu, 13 Oktober 2024 - 20:22 WIB

Pegadaian Peduli Liga 2 Kunjungi Kudus, Gelar Penanaman Pohon hingga Coaching Clinic

Kamis, 18 Juli 2024 - 11:35 WIB

Pj Bupati Nonaktifkan Munawir Aziz sebagai Staf Khusus Pemkab Kudus

Sabtu, 6 Juli 2024 - 16:51 WIB

Layak Pimpin Jateng, Emak-emak di Kudus Deklarasi Dukung Sudaryono Jadi Gubernur

Rabu, 3 Juli 2024 - 14:33 WIB

Polsek Kudus Kota Ungkap Sejumlah Kasus, Mulai Penipuan Hingga Curanmor

Berita Terbaru