Gubernur Jawa Tengah Minati Bisnis Lebah Lanceng

- Jurnalis

Kamis, 1 Februari 2018 - 03:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jurnalpantura.Com, Kudus – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP tertarik menggeluti bisnis budidaya lebah lanceng. Jenis lebah tidak bersengat tersebut merupakan penghasil madu yang berkhasiat bagi kesehatan, sekaligus mendatangkan keuntungan ekonomi.

“Wah, aku ya gelem bisnis madu lanceng. Dari 100 kotak rumah lebah setiap bulan bisa memperoleh uang Rp 6 juta. Ini prospek bagus untuk upaya pengentasan kemiskinan,” ujar Gubernur Ganjar saat mengunjungi lokasi budidaya lebah lanceng di Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu 31/01/2018. 
Mengenakan kostum khas peternak lebah, Ganjar berdialog dengan para peserta pelatihan budidaya lanceng sambil memanen madu lebah yang dikembangkan Kelompok Tani Gubug Lanceng di tengah areal kebun pisang. Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Jateng itu pun mencicipi madu yang pemasarannya hingga ke berbagai daerah itu.
Menurut Ganjar, melalui kegiatan pelatihan diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat, supaya mengenal dan memahami bagaimana budidaya lebah madu lanceng sebagai salah satu usaha yang memiliki potensi pasar yang besar dan ramah lingkungan.
“Kita tidak hanya bisa di sini atau sekadar budidaya, namun juga sektor industri rumahan dengan membuat produk turunan. Jika ini terjadi maka nilai tambah ekonomi masyarakat akan tinggi, bahkan desa ini akan menjadi sentra madu lanceng,” bebernya.
Ditambahkan, Pemprov Jateng siap memfasilitasi peserta pelatihan ternak lebah lanceng yang berasal dari Magelang dan beberapa kabupaten tetangga itu. Khususnya terkait pelatihan budidaya dan pengolahan madu lanceng menjadi propolis, serta bantuan kredit permodalan pengembangan usaha.
“Kendala budidaya lebah ini pada ilmu pengetahuan pengembangan dan pengolahan produk turunan. Pemprov siap memfasilitasi. Kami siap mengundang para ahli di bidang ini untuk pendampingan pembudidaya lebah lanceng,” terang gubernur.
Agar adu yang dihasilkan melimpah dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, Ganjar mendorong setiap peternak agar menyediakan minimal 100 kotak rumah lebah. Apalagi lebah madu lanceng mudah diperoleh, seperti bayam raja, bunga matahari, dan bunga dari berbagai tanaman buah-buahan.
Ketua Kelompok Tani Gubug Lanceng, M Haris menyebutkan, satu kotak rumah lanceng mampu menghasilkan madu rata-rata 120 cc per bulan. Madu murni kemudian dijual seharga Rp125.000. Sedangkan membuat satu kotak rumah lebah membutuhkan modal kurang-lebih Rp 150 ribu.
“Jika ada 100 kotak dengan modal Rp 15 juta, maka pendapatan yang diperoleh rata-rata Rp 6 juta per bulan,” katanya.
Hari menerangkan, Kelompok Tani Gubug Lanceng dibentuk sejak November 2014 dengan jumlah anggota saat ini tercatat 29 orang. Hasil madu rata-rata 600 mililiter per tahun dengan masa panen sekitar tiga sampai empat bulan.
“Hasil panen madu dari lebah-lebah saya sebanyak 50 liter perbulan, dengan harga Rp 350 ribu per liter. Jadi pendapatan saya setiap bulan rata-rata Rp 17.500.000,” ujarnya.
Ke depan Kelompok Tani Gubug Lanceng akan mendirikan taman edukasi bagi siapapun yang berkunjung ke Kebonrejo. Dengan adanya taman edukasi, peternak tidak hanya memberdayakan dan menjual madu, namun juga bisa berbagi pengetahuan mengenai lanceng kepada masyarakat
“Kami berharap pemerintah memfasilitasi pelatihan pengolahan propolis, karena madu ini merupakan bahan baku pembuatan propolis,” imbuhnya. (J02) 
Baca Juga :  Disdag Segera Sidak Tiga SPBE di Kudus, Usai Temukan Takaran Isi Gas Melon Tidak Pas

Berita Terkait

Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan Dominasi Penyaluran Kredit di Jateng
BPS Kudus: Inflasi Tahunan 1,53% di Tengah Deflasi Bulanan 0,19%
Polemik Regulasi Baru Penyaluran Elpiji Subsidi, Pengecer Sebut Belum Dapat Jatah Hari Ini
Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS
Simak Sebaran Lokasi Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg, Disdag Kudus: HET Rp 18 Ribu
Distribusi Elpiji 3 Kg Diperketat, Pelaku UMKM Wajib Miliki NIB
Pangkalan Elpiji 3 Kg Dilarang Jual ke Pengecer Mulai 1 Februari 2025
KPRI Bina Karya Kudus Catatkan Perputaran Uang Lesu di 2024
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 5 Februari 2025 - 19:53 WIB

Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan Dominasi Penyaluran Kredit di Jateng

Rabu, 5 Februari 2025 - 06:56 WIB

BPS Kudus: Inflasi Tahunan 1,53% di Tengah Deflasi Bulanan 0,19%

Selasa, 4 Februari 2025 - 14:07 WIB

Polemik Regulasi Baru Penyaluran Elpiji Subsidi, Pengecer Sebut Belum Dapat Jatah Hari Ini

Senin, 3 Februari 2025 - 19:08 WIB

Tingkatkan Kompetensi UMKM Desa Binaan, GenBI IAIN Kudus Adakan Workshop Sertifikasi Halal dan QRIS

Senin, 3 Februari 2025 - 15:19 WIB

Simak Sebaran Lokasi Pangkalan Resmi Elpiji 3 Kg, Disdag Kudus: HET Rp 18 Ribu

Berita Terbaru

Kepala BKPSDM Kudus, Putut Winarno. (Foto: J05)

Pemerintahan

Kebijakan BKN Tentang WFA dan WFO, ASN di Kudus Tetap Ngantor

Selasa, 11 Feb 2025 - 16:36 WIB

Layanan verifikasi KYC (Know Your Customer) SATUSEHAT MOBILE di RS 'Aisyiyah Kudus. (Foto: JP)

kesehatan

RS ‘Aisyiyah Kudus Siap Bantu Verifikasi KYC SATUSEHAT MOBILE

Selasa, 11 Feb 2025 - 14:39 WIB