Jurnalpantura.id, Kudus – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mencatat ada sebanyak 276 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi sepanjang tahun 2024, dengan empat di antaranya berujung pada kematian.
Kepala DKK Kudus, dr. Andini Aridewi, mengungkapkan bahwa penyebaran penyakit ini merata di sembilan kecamatan di Kabupaten Kudus. Namun, kasus kematian terjadi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Jekulo dan Dawe.
“Pepanjang tahun 2024 terdapat satu kasus kematian di Kecamatan Jekulo dan tiga kasus di Kecamatan Dawe,” ujar dr. Andini, Selasa, 14/1/2024.
Kemudian, di pekan kedua bulan Januari 2025 juga sudah ada penambahan delapan kasus baru penyakit DBD. Oleh karena itu, DKK Kudus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyebaran kasus DBD ini.
“Masyarakat harus tetap waspada, karena penyakit ini masih menjadi ancaman, terutama bagi anak-anak yang paling rentan terinfeksi,” lanjut dr. Andini.
Penanganan kasus DBD ini pun bekerjasama dengan berbagai rumah sakit di Kabupaten Kudus. Diantaranya, RSUD Loekmono Hadi ada 58 kasus, RS Mardirahayu ada 38 kasus dan RS Islam Sunan Kudus ada 43 kasus.
Kemudian, RS Nurussyifa ada 28 kasus, RS Aisyiyah ada 75 kasus dan RS Sarkies ada 26 kasus. Selanjutnya, RS Kumala Siwi ada 10 kasus, RS Kartika Husada ada 1 kasus serta Puskesmaa Mejobo ada 5 kasus.
Pihak DKK Kudus mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam upaya pencegahan. Salah satu langkah yang paling efektif adalah dengan melaksanakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk, serta mengubur dan mendaur ulang sampah,” jelas dr. Andini.
Selain itu, DKK Kudus mengingatkan pentingnya kebersihan lingkungan untuk mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Masyarakat diminta untuk secara berkala melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar. (J05/A01)