Jurnalpantura.id, Kudus – Menjelang bulan Ramadan, berkah mulai dirasakan oleh para penjual bunga tabur di Kabupaten Kudus.
Pemandangan ramai penjual bunga tabur tampak di berbagai sudut kota, termasuk di sekitar area Traffic Light Proliman, Desa Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, pada Jumat (28/2/2025).
Tak hanya penjual bunga langganan, para penjual dadakan pun bermunculan, membuka lapak-lapak di pinggir jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin melaksanakan tradisi nyekar atau nyadran.
Bunga tabur dijual dalam berbagai bentuk, mulai dari bunga kenanga, mawar, gading putih, gading kuning, hingga kembang boreh.
Penjual bunga mulai membuka lapak dua hari sebelum memasuki bulan Ramadan, untuk memenuhi permintaan masyarakat yang ingin melaksanakan tradisi nyadran atau megengan.
Tradisi ini memang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa, termasuk di Kudus, yang dilakukan sebelum memasuki bulan puasa.
Sri Wahyuningsih (53), seorang penjual bunga tabur asal Barongan, mengungkapkan bahwa ia sudah puluhan tahun berjualan bunga di sekitar area Proliman, Jalan Sunan Muria.
“Pas ada momen sebelum puasa dan sebelum lebaran saja saya jualnya, memanfaatkan momen ini,” ujar Sri.
Paket bunga tabur yang dijualnya bervariasi, mulai dari harga Rp 5 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung pada jenis bunga yang dibeli.
Sri menjelaskan bahwa tradisi nyekar atau berziarah ke makam orang tua dan leluhur selalu dilakukan oleh masyarakat Islam di Jawa, termasuk di Kudus, menjelang bulan Ramadan.
“Masyarakat menyebut tradisi ini bermacam-macam, seperti nyekar, megengan, nyadran, atau berziarah ke kubur,” tambah Sri.
Senada dengan Sri, Inzarotin, karyawan toko bunga Roudhoh, juga merasakan lonjakan permintaan bunga tabur menjelang Ramadan.
“Sejak kemarin sudah ramai, biasanya memang setiap ada momen begini pasti ramai. Bahkan kami harus menambah 4-5 orang karyawan untuk melayani pembeli,” ungkap Inzarotin.
Ia mengungkapkan bahwa keuntungan dari penjualan bunga tabur pada momen jelang puasa ini bisa mencapai 50 persen.
Bagi banyak masyarakat di Kudus, tradisi ini menjadi momen penting untuk mengenang para leluhur sekaligus mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan dengan penuh berkah.
Keberadaan penjual bunga tabur, baik yang sudah berjualan sejak lama maupun penjual dadakan, turut membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tradisi ini.