JURNALPANTURA.COM, Kendal – Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kendal bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Kendal dan Komunitas Jeepers Kendal secara kompak melakukan bakti sosial (baksos) ke lokasi 3 desa wisata. Baksos dimulai dari Obyek wisata Kali Blandon Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong yang dibuka Kepala Dinas Kepemudaan, Olah Raga, dan Pariwisata Tavip Purnomo SH MM dengan penyerahan SK Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Purwokerto.
“Kami terus membina masyarakat di sekitar lokasi wisata dengan membentuk pokdarwis agar obyek wisata dapat selalu terjaga dan terpelihara. Hingga saat ini berarti sudah ada 20 desa wisata di Kabupaten Kendal. Untuk membangun infrastruktur desa saat ini masing-masing desa sudah memiliki anggaran yang cukup jadi bisa lebih cepat untuk mengembangkan desa wisata. Dengan terus mengembangkan obyek wisata yang dapat menarik para wisatawan maka otomatis akan meningkatkan kesejahteraan pula bagi masyarakat di sekitarnya,” kata Tavip saat menyampaikan sambutan.
Sekdes Purwokerto HM Khaerudin S Ag mewakili kades menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Kendal, KAHMI, BAZNAS, Komunitas Jeepers, dan masyarakat lainnya yang turut mempromosikan obyek wisata Kali Blandon. “Meski baru setahun, sudah banyak dikunjungi bukan hanya dari Kabupaten Kendal saja. Ini memacu dan memotifasi kami untuk selalu berbenah dan memperbaikinya”.
Ir Slamet Mulyono Msi yang lebih akrab dipanggil Pak Memet selaku sesepuh KAHMI Kendal menyampaikan, touring dan baksos KAHMI bersama BAZNAS dan Komunitas Jeepers Kendal ini merupakan wujud komitmen antar elemen masyarakat untuk bersama selalu mencintai alam Kendal yang penuh pesona, menggelorakan semangat nasionalisme dengan mencintai tanah air, dan menggalang kepedulian kepada masyarakat sekitar. “Kami tersentuh dengan kebangkitan luar biasa masyarakat Purwokerto Brangsong untuk menggarap dan mengembangkan alamnya secara maksimal dengan membuat obyek wisata Kali Blandon. Selaras dengan tema Munas KAHMI tahun ini yaitu mengembangkan sumber daya alam maka hal ini merupakan wujud kebersamaan antara pemerintah, masyarakat madani (civil society) dan para pengusaha. KAHMI juga siap memberikan penyuluhan kepada masyarakat,” ujar Memet.
Dengan menggunakan 10 jeep rombongan bergerak ke arah Desa Wisata Cacaban Singorojo melalui Kendal – Patebon – Pegandon kemudian berhenti menyusuri sungai di bawah jembatan gantung Desa Pekuncen yang dibangun pada masa Belanda. Selanjutnya bergerak menyusuri perbukitan dan hutan di wilayah Kecamatan Pegandon, Ngampel dan Kaliwungu Selatan menuju Desa Cacaban Singorojo.
Di Desa Cacaban Singorojo rombongan menyaksikan petilasan dan mushola batu yang disitu terdapat sumber mata air yang konon dapat membuat awet muda. Setelah menikmati pesona alam Curug Liseng dan makan siang bersama warga, rombongan bergerak menuju obyek wisata Selo Arjuno dan Bligo di Desa Kedungboto Limbangan melewati Kaliputih dan Cening Singorojo .
Sambutan warga Desa Kedungboto begitu antusias dan membuat haru. Masyarakat tumplek blek bersatu guyub menyajikan makanan khas, kesenian tari kepang dan lainnya. Warga juga kaget begitu melihat respon rombongan yang turut membaur menari bersama.
Kepala Desa Kedungboto Turkhamun menyatakan kebahagiannya dikunjungi dan diperhatikan banyak elemen masyarakat. “Kami berharap Pemkab melanjutkan pembangunan jalan menuju obyek wisata karena jalan tersebut bukan jalan desa dan tahun ini baru teranggarkan 500 juta saja,” ujarnya.
Pada kesempatan itu rombongan memberikan bantuan pengembangan budaya kepada kelompok tari kuda kepang. Sedangkan BAZNAS memberikan bantuan perlengkapan sholat dan Kitab Alqur’an sebagaimana di dua desa wisata sebelumnya.
“BAZNAS Kendal turut serta pada kegiatan ini dalam rangka menggali informasi untuk pengembangan 10 desa Zakat Community Development (ZCD) yang ditawarkan oleh Baznas Pusat sebagai upaya penanggulangan kemiskinan. Sebagaimana diketahui saat ini Kendal baru hanya ada satu desa ZCD yaitu Desa Bringinsari Kecamatan Sukorejo yang fokus pada pengembangan peternakan kambing dan kelinci. Melalui ZCD setiap desa yang memenuhi persyaratan dapat dialokasikan minimal dana sebesar 500 juta rupiah bahkan bisa lebih tergantung proposal yang diajukan. Pola peningkatan kesejahteraan dengan mengandalkan pendampingan ini disesuaikan dengan karakteristik desa masing-masing, bisa pertanian, perikanan, industri, ataupun pariwisata,” jelas Nunuk Sarah Zenubia S Sos MSi Wakil Ketua I Baznas Kabupaten Kendal.(J02)
Komentar