Undaan,- Setelah mendapatkan gelontoran air irigasi dari Waduk Kedungombo beberapa waktu lalu, kini para petani Kecamataan Undaan mulai melakukan tanam padi MT I. Kegiatan tanam serentak ini dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Catur Sulistiyanto S.Sos MM, Camat Undaan Drs Rinardi Budiyanto, Kades Kutuk Supardiyono dan Kades Undaan Tengah Ikhlas. Selain itu juga seluruh PPL Kecamatan Undaan dan para petani desa Kutuk, Selasa (16/10).
Baik petani maupun para pejabat kompak turun ke sawah tanpa alas kaki alias nyemplung lumpur. Bahkan, Camat Rinardi menjalankan mesin rice transplanter untuk memberikan contoh pada petani bahwa mekanisasi ini bisa mengurangi biaya produksi dan memangkas waktu tanam.
“ Ternyata mudah menjalankan mesin ini. Syaratnya memang air tidak boleh terlalu tinggi. Sehingga tanaman padi bisa berdiri dan tertata dengan baik ,” ujar Rinardi usai menjalankan rice transplanter.
Turunnya Camat ini memancing Kepala Desa Kutuk, Supardiyono, ikut menjalankan mesin modern tersebut di sebelah lokasi yang ditanam camat.
“ Wah, agak kurang lurus sedikit ,” ucap Supardiyono dengan kaki belepotan lumpur.
Catur Sulistiyanto, Kadispertanpangan Kudus, mengungkapkan bahwa mekanisasi pertanian merupakan suatu hal yang harus dilakukan sebagai solusi semakin berkurangnya tenaga pertanian.
“ Alhamdulilah air sudah cukup, sekarang waktunya menanam MT I. Semoga semua tanaman aman dan berhasil sampai masa panen. Untuk para PPL dan POPT kita harapkan pendampingan pada petani, sehingga bisa mengantisipasi lebih dini ancaman-ancaman potensi hama ,” kata Kepala Dinas yang mengawal langsung pembukaan air bendung Klambu untuk dialirkan ke wilayah kecamatan Undaan beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal ini, M Hasan Abdillah, Koordinator PPL Kecamatan Undaan mengatakan bahwa ancaman hama pada MT I ini biasanya jenis wereng dan penggerek batang padi. Hal ini biasanya berkaitan dengan cuaca.
“ Sebagai antisipasinya, kita lakukan pengamatan rutin untuk melihat perkembangan populasi hama. Jika melebihi ambang batas akan dikendalikan dengan insektisida sistemik ,” terang Hasan Abdillah yang dibenarkan Alfian, PPL Desa Kutuk.
Terkait dengan keberadaan keong yang mulai muncul di area persawahan, akan dimanfaatkan untuk membuat POC atau MOL. Produk ini akan digunakan sebagai pupuk organik guna pertumbuhan tanaman padi. (J09)
Komentar