Jurnalpantura.Com, Kudus – Perkembangan perantara komunikasi sebagai alat penghubung manusia sudah tidak dapat dibendung lagi.Munculnya berbagai media sosial (medsos) sebagai wadah pertukaran informasi bagi para penggunanya secara real-time merupakan salah satu hasil dari kemajuan sistem komunikasi saat ini.
Misalnya saja di Indonesia terdapat 88,1 juta orang pengguna internet berdasarkan data tahun 2016 dari sebuah perusahaan riset, We Are Social.Menyadari dampak besar dari perkembangan informasi yang dibawa oleh medsos, Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kudus menyelenggarakan Temu Netizen demi menghadapi tantangan zaman tersebut.
Acara yang dilaksanakan pada hari Selasa, 19/12/2017 di Taman Krida Wisata turut Desa Wergu Wetan diikuti oleh Santri dan Santri-Santriwati Pondok Pesantren Kawakan, Cendono Bae, Pelajar dari SMKN 1 dan SMK Mambaul Fallah, Piji Dawe. Live Event “Temu Netizen”
Temu Netizen ini mengambil tema “Pemanfaatan Tehnologi Informasi Dengan Bijak Dan Sehat Menuju Masyarakat Kudus yang Semakin Sejahtera”.
“Tujuan dari temu Netizen ini agar generasi muda khususnya para santri dan santrwati Pondok Pesantren juga mengerti tentang Tehnologi Informasi, Walaupun dalam keseharian nya para santri dilarang membawa Smartphone” ujar Kholid Seif, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kudus.
Hingga Januari 2017, tercatat ada sebanyak 106 juta orang pengguna medsos di Indonesia. Dari data tersebut hampir separuh rakyat Indonesia kini telah memanfaatkan medsos sebagai sarana komunikasi. ” Sebagai manusia modern tampaknya kita tidak bisa menghindar dari implikasi dan impact dari munculnya media sosial. Untuk itu sebagai generasi muda juga perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan dibekali dg pengetahuan tentang ver Media Sosial yang benar,” ucapnya.
Dalam forum temu Netizen ini juga dihadirkan Blogger asal Kudus yang bernama Mbk Putri dengan blog yg dikenal dengan nama Rumah Antig.
Dalam materinya mbk Putri menjelaskan mengenai cara pembuatan akun Blogg dan menjelaskan mengenai banyaknya berita-berita yang mengarahkan pada informasi palsu (hoax). Dimana berita tersebut kadang dapat membuat dan mengarahkan pengguna medsos pada opini yang mengadu domba.
Untuk menghindari hal tersebut, Para santri Santri-Santriwati dan juga pelajar yang hadir agar bijak dalam bersedia sosial.
“Jadi yang kita lakukan adalah membuat sebuah counter opinion agar netizen bisa memilah sendiri kebenaran yang ada,” tutupnya.(J02)
Post Views: 219
Komentar